Tak hanya itu, warga memilih mengakhiri aksi yang sudah digelar selama 6 hari itu. Dari empat warga yang kritis, satu diantaranya seorang wanita. Dia adalah Eni Ernawati (32). Wanita ini mulai ikut mogok sejak Sabtu (19/3). Karena kondisinya mengkhawatirkan, warga membawanya ke RS.
Tiga warga lagi yang kondisinya kritis masing-masing Andreas, Suji dan Hadi Susanto. Ketiganya dalam kondisi lemas. Paling parah kondisi Hadi Susanto (31). Pria ini sudah 6 hari ikut mogok makan. "Kondisinya sangat kritis, tak bisa diajak bicara. Dia yang paling lama bertahan sampai enam hari," kata Heri Budiawan, koordinator aksi warga kepada wartawan.
Pria ini menegaskan kondisi empat warga yang dibawa ke RS sangat memprihatinkan. Akhirnya, disepakati aksi mogok diakhiri. "Kita akan pulang hari ini, kita akan menunggu keputusan pertemuan bersama pemkab, investor tambang emas dan DPRD, 30 Maret besok," jelasnya.
Dia menyayangkan Bupati Banyuwangi yang enggan bertemu warga selama aksi mogok makan digelar. Padahal, warga hanya ingin menyampaikan aspirasi terkait tambang emas.
Sementara Bupati Banyuwangi Abdulah Azwar Anas mengatakan persoalan izin tambang emas sudah dimulai tahun 2006, ada 122 proses yang dilalui. "Jadi, bukan zaman saya saja ketika menjabat," kata Anas usai paripurna di DPRD Banyuwangi.
Izin itu, kata dia, tak bisa dicabut, namun berhasil diregonisasi dengan menghasilkan golden share atau pembagian saham ke Pemkab Banyuwangi senilai 10 persen. "Kami memahami jika masih ada pro kontra terkait tambang emas. Kami hanya minta perusahaan tambang emas mengakomodir kepentingan warga," tegasnya.
Aksi mogok makan mulai dilakukan warga Desa Sumberagung, 16 Maret 2016. Sebelumnya, mereka mengajukan gugatan class action terkait perizinan tambang emas ke Pengadilan Negeri Banyuwangi. Warga mengaku tak pernah dilibatkan dalam proses keluarnya izin tambang emas. Tambang emas di Gunung Tumpangpitu Banyuwangi dikelola oleh PT Bumi Suksesindo (BSI).
Tambang ini menggunakan pinjam pakai lahan Perhutani seluas 194 hektar dan alih fungsi lahan seluas 1952 hektar. Kapasitas produksi pertambangan ditargetkan mencapai 36 juta ton per tahun. Kini, masih dalam tahap eksplorasi. Rencananya, tahun depan akan dimulai proses eksploitasi. (fat/fat)