Mereka membuat tenda untuk berteduh. Di dekatnya terpasang spanduk bernada tuntutan penutupan aktivitas tambang emas. Selama aksi, warga menutup mulutnya dengan lakban.
"Ini bentuk protes keluarnya izin tambang emas yang dikhawatirkan membahayakan warga. Kami akan terus mogok makan sampai Pemerintah terkait mau bertemu warga," kata Paeno, ketua RT setempat yang ikut aksi mogok makan, kepada. Detikcom.
Menurut Paeno, hingga pukul 12.00 WIB sebanyak 15 warga yang melanjutkan aksi. Warga yang ikut aksi akan terus bertambah.
"Sekarang masih perjalanan, mogok makan berlanjut dan peserta bertambah. Kita minta operator tambang, PT BSI pergi dari Tumpangpitu," jelasnya.
Menurutnya, aksi ini sebagai bentuk keseriusan warga menolak tambang emas. Sebab, warga tak pernah dilibatkan dalam proses keluarnya izin tambang emas. Bahkan, dokumen amdal terkesan disembunyikan.
Kuasa hukum warga Sumberagung, Amrulah mengatakan, penolakan tambang emas terus dilakukan. Sejak tahun 2006, warga di sekitar tambang emas sudah menolak aktivitas pertambangan. Namun, perizinan tetap jalan terus. Karena itu, pihaknya mewakili warga mengajukan gugatan class action ke Pengadilan Negeri Banyuwangi.
Tambang emas di Gunung Tumpangpitu Banyuwangi dikelola PT Bumi Suksesindo (BSI). Tambang ini menggunakan pinjam pakai lahan Perhutani seluas 194 hektar dan alih fungsi lahan seluas 1.952 hektar. Kapasitas produksi pertambangan ditargetkan mencapai 36 juta ton per tahun. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini