Meski pembangunan fisiknya menelan APBD Kota Mojokerto tahun 2015 Rp 900 juta lebih, keberadaan panti jompo baru ini justru tak mampu menampung para tuna wisma serta 93 lansia sebatang kara di Kota Onde-Onde.
Bangunan Liponsos di Balongrawe itu memang ambruk sebagian pada April 2015 lalu. Liponsos ini sebelumnya di tempati sekitar 30 keluarga tunawisma.
Namun, Saat ini, rumah bagi para tunawisma itu diubah oleh Pemkot Mojokerto menjadi Panti Sosial Tresna Werdha Tribuana Tungga Dewi. Mulai hari ini, Kamis (10/3/2016), panti jompo khusus menampung lansia itu resmi difungsikan.
Sayangnya, pembangunan panti jompo yang menghabiskan dana APBD Kota Mojokerto 2015 Rp 900 juta lebih itu tak lagi menampung para tuna wisma. Keberadaan sekitar 30 keluarga tuna wisma pun tak diketahui rimbanya. Bagaimana tidak, bangunan baru ini justru dikhususkan untuk menampung lansia. Daya tampungnya pun terbatas. Yakni hanya untuk 18 lansia.
"Kapasitasnya masih 18 orang lansia. Sementara untuk perempuan lansia sebatang kara, untuk laki-laki lansia tahap ke dua. Karena yang mendesak perempuan," kata Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus usai meresmikan Panti Sosial Tresna Werdha Tribuana Tungga Dewi.
Mas'ud mengakui daya tampung panti werdha ini masih sangat minim jika dibandingkan jumlah lansia yang hidup sebatang kara. Berdasarkan data Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Mojokerto, saat ini terdapat 93 lansia sebatang kara. Sementara lansia yang sudah tertampung di panti jompo hanya 8 orang.
"Makanya kami kembangkan terus. Tapi tak semua lansia mau ditampung. Jadi kami terus membina agar mau ditampung. Saat ini ada 93 lansia sebatang kara tidak punya keluarga, mereka dirawat tetangga, mereka mendapatkan Rp 200 ribu per bulan dari Baznas," ujarnya.
Terlepas dari persoalan daya tampung, panti werdha Tribuana Tungga Dewi ini memiliki fasilitas yang tergolong mewah. Setiap kamar mampu menampung 5 orang lansia dilengkapi dengan kasur busa mini yang empuk.
Panti jompo ini juga dilengkapi fasilitas kamar mandi, dapur, musalla, serta klinik kesehatan yang setiap saat siap merawat para lansia.
"Makan, pakaian, kesehatan, pembinaan kerohanian dan keterampilan kami kasih gratis. Harapan kami mereka terjamin hidupnya sampai akhir hayat, kebutuhan fisik maupun spiritualnya terjamin," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini