"Kongres ini sekaligus untuk mempersiapkan dokter bedah saraf di masa depan," ujar Congress Presiden Prof. Dr. dr. Abdul Hafid Bajamal, Sp, BS (K) kepada wartawan di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Selasa (8/3/2016).
Bajamal mengatakan, kongres yang digelar 8-12 Maret 2016 ini akan mengenalkan teknologi terbaru yakni penggunaan konsep 3 Dimensi (3D) untuk operasi bedah syaraf. Teknologi ini baru pertama kali ada di Indonesia.
"Tidak semua negara punya teknologi ini. Di Asia Tenggara, Indonesia yang memulai," lanjut Bajamal.
Dekan FK Unair. Prof. Dr Sutoyo, SpU (K) mengatakan bahwa kongres ini adalah salah satu bukti bahwa Indonesia sangat mampu dalam bidang kedokteran. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah ajang untuk pembuktian.
"Kita hadapi MEA. Kemampuan dokter yang ditunjang peralatan medis yang lengkap dan canggih mmebuktikan tenaga medis di Indonesia sangat layak dan dibanggakan," ujar Sutoyo.
Sayangnya, kata Sutoyo, masyarakat Indonesia sendiri tidak melihat kemampuan dokternya sendiri. Masih banyak warga Indonesia yang berobat ke luar negeri. Padahal dari segi kemampuan, dokter Indonesia sama dengan dokter luar negeri.
"Itu adalah pemborosan. Ngapain juga berobat ke luar negeri. Kami (dokter) mampu dan alat medis kami juga canggih," lanjut Sutoyo. (fat/iwd)