"Petugas Dikti dan Kopertis maafkan kebodohan rektor dan dosen kami yang bajingan," teriak Koordinator Aksi, Gilang, Senin (29/2/2015).
Kehadiran instansi pemerintah itu dinilai mendadak, sehingga pihak rektorat tidak bisa menerima kedatangan mereka. Pihak rektorat ini juga menganggap mahasiswa akan semakin brutal danditakutkan ikut masuk dan merusak infrastruktur kampus.
"Kami tak mau menjamin. Karena massa anarkis. Siapa yang menanggung?"ujar Bambang, salah satu rektorat.
Karena penolakan rektorat, iring-iringan mobil pejabat tersebut menutup ruas Jalan Adi Sucipto, Banyuwangi. Arus lalu lintas pun macet total. Sejak kehadirannya, petugas dari Dikti dan Kopertis Wilayah VII tertahan di depan pintu gerbang kampus Untag Banyuwangi, hingga 1 jam lebih.
Beberapa menit kemudia, pihak rektorat kemudian mempersilahkan masuk perwakilan Dikti dan Kopertis Wilayah VII untuk melakukan mediasi. Hingga pukul 19.00 WIB, mediasi masih berlangsung.
Sementara puluhan anggota Polres Banyuwangi masih berjaga mengamankan jalannya aksi mahasiswa. Aksi mahasiswa ini dipicu konflik dualisme kepengurusan Perpenas, selaku lembaga yang menaungi kampus. Yakni antara kubu Warijan dan Sugihartoyo. Warijan yang telah habis masa bakti tetap ngotot tidak mau melepas jabatan meski Sugihartoyo telah mengantongi SK KemenkumHAM.
(fat/fat)