.webp)
Kasatpolair, AKP Fadelan mengatakan, 9 ABK Delima Prima itu ditolong 11 nelayan Paciran sedang melakukan lego jangkar di perairan sebelah selatan Pulau Bawean, untuk mencari ikan. Mereka diselamatkan, Kamis (25/2) dan baru berlabuh di Pelabuhan TPI Brondong Lamongan, hari ini Sabtu (27/2/2016).
"Jadi mereka diselamatkan dan dibawa ke Lamongan," kata Fadelan kepada wartawan.
Dari hasil pemeriksaan memang benar jika kapal mereka tenggelam. Saat itu, jelas Fadelan, mesin induk kapal mati kemudian ombak besar dan menghantam kapal. Nakhoda kemudian melakukan penyelamatan dengan merakit sekoci membawa seluruh penumpang untuk mencari pertolongan.
"Saat mencari pertolongan inilah meraka akhirnya bertemu dengan KMN Lancar Abadi asal Lamongan," jelasnya.
Di atas sekoci yang dibuat nakhoda, tanpa sengaja melihat KMN Lancar Abadi. Ke 9 ABK yang telah berada di sekoci kemudian merapat dan meminta izin untuk naik ke kapal Lancar Abadi.
Fadelan mengungkapkan, yang naik pertama diwakili ABK bernama Basrani (36), yang mengaku sebagai nakhoda. Akhirnya, nakhoda Kapal Lancar Abadi bernama Rusdi (45) memberikan pertolongan menaikkan semua korban kapal tenggelam.
Dari keterangannya, mereka berasal dari Kota Baru Hilir, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kota Baru, Kalimatan Selatan, bertolak dari Pelabuhan Batu Putih Kabupaten Berau, Samarinda Sabtu lalu (20/2) pukul 01.00 WITA dengan tujuan pelabuhan Gresik Jatim.
Kapal muat kayu meranti olahan ini akhirnya tenggelam dalam perjalanan, Kamis petang di perairan sebelah selatan bawean, tepatnya koordinat 06°05'395" LS dan 113°34'067" BT.
"Kita sudah koordinasi dengan instansi terkait untuk menghubungi keluarga sembilan korban," pungkas Fadelan. (fat/fat)
