Dugaan praktik sihir tersebut mengemuka karena cara yang dilakukan Deborah telah memanipulasi akal sehat jemaatnya. Para jemaat menjadi buta akan kharisma pimpinannya yang pada akhirnya menurut perintah pimpinannya seakan itu adalah perintah dari Tuhan.
"Ngomongnya pintar. Tapi itu digunakan untuk memanipulasi Alkitab yang sudah benar menjadi salah demi kepentingannya sendiri. Kami meyakini itu adalah praktik sihir. Ajaran itu sudah menistakan agama," ujar Pendeta Andreas Rahardjo dari Gereja Kristen Perjanjian Baru Masa Depan Cerah, Jumat (26/2/2016).
Andreas menambakan, tidak ada ajaran Kristen di dunia yang menyuruh umatnya untuk bercerai. Justru Alkitab menyebutkan jika apa yang sudah disatukan, tidak bisa dipisahkan.
"Kalau ada yang menyuruh bercerai, itu adalah kejahatan," kata Andreas.
Pendeta Daniel J Tanudjaja dari Gereja Bethel Indonesia (GBI) Rock Surabaya juga meyakini jika ajaran PD Oikumene Kasih merupakan praktik sihir. Tetapi Daniel menjelaskan jika praktik sihir itu bukan hal yang berbau klenik, tetapi mempengaruhi seseorang dengan memanipulasi kebenaran demi kepentingan sendiri.
"Kami percaya jika sihir itu adalah manipulasi. Kepercayaan para jemaat dibentuk oleh firman yang sudah dimanipulasi dan disertai intimidasi. Kami meminta agar jemaat wewaspadai ajaran semacam ini," kata Daniel.
Pendeta Budi Utomo dari Gereja Pantekosta Isa Almasih (GPIA) Saints Movement Community Curch (SMCC) meminta agar komunitas gereja mengambil sikap terkait ajaran PD Oikumene Kasih ini. Ajaran tersebut diyakini Budi benar-benar sudah bertentangan dengan kebenaran.
"Sudah ada korban dari ajaran ini. Ajaran ini adalah pembodohan. Pimpinannya selalu mengatasnamakan Tuhan tetapi bertentangan dengan Alkitab. Ini adalah modus kepentingan pribadi yang mengatasnamakan Tuhan," ujar Budi.
Para pendeta dan jemaat gereja telah melaporkan Persekutuan Doa Oikumene Kasih pimpinan Deborah Helmi ke Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Surabaya. Ajaran Deborah dinilai telah bertentangan dengan Alkitab.
Salah satu ajarannya adalah memerintahkan jemaatnya untuk menceraikan pasangannya. Selain itu Deborah juga meminta agar anak tidak perlu mematuhi perintah orang tuanya. Deborah sendiri menolak berkomentar. Ia enggan memberikan pernyataan apapun terkait kasus ini. (iwd/fat)