Justru dengan keterbatasan fisik yang dialaminya sejak lahir, pria lajang ini berhasil menciptakan beragam miniatur perahu dan kapal. Pembuatan miniatur perahu dan kapal itu sudah digeluti sejak kelas 5 SD. Bahkan, saat ini, ratusan karya ciamik Hariyanto, sudah menyebar keberbagai daerah.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan miniatur kapal dan perahu itu berasal dari bahan kayu bekas. Kayu bekas itu, dia dapatkan dari kayu limbah pembuatan kapal warga setempat.
"Tentunya harganya lebih murah dan lebih mudah didapat. Sebab, di sini masyarakat juga sering membuat kapal untuk nelayan," kata Hariyanto kepada detikcom, Jumat (26/2/2016).
Lingkungan Desa Kalibuntu berada di daerah pesisir. Warga setempat yang mayoritas sebagai nelayan rata-rata memiliki perahu dan kapal. Ide pembuatan miniatur kapal dan perahu terinspirasi dari lingkungan tempat tinggalnya.
Hariyanto mengaku dalam sebulan rata-rata berhasil membuat miniatur perahu dan kapal sebanyak 2 unit. Pembuatannya, satu unit perahu atau kapal ia selesaikan selama 15-20 hari tergantung tingkat kesulitan.
"Pembeli bisa memesan model. Artinya, desain atau warna bisa dipesan sebelum dibuatkan," ujar pria tiga bersaudara itu.
Pemesan jasa pembuatan miniatur perahu dan kapal yang dibuatnya, rata- rata berasal dari Banyuwangi dan beberapa daerah lain. Harganya pun bervariasi, dari Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta.
"Harganya tergantung model dan tingkat kesulitan pembuatan, untuk kapal harganya Rp 500 ribu. Sementara untuk perahu Rp 2 juta," tandasnya.
Karya Hariyanto tidak hanya berupa miniatur kapal dan perahu. Bersama saudaranya, Zamroni (20), dia juga membuat mebeler. Seperti, kursi atau tempat duduk.
"Selain miniatur perahu dan kapal, mebeler juga mulai ada yang pesan. Saya harus mengumpulkan uang untuk membeli peralatan lagi, karena sementara ini kelengkapan peralatan saya belum memadai," tambahnya. (fat/fat)