Koordinator KUB Mampu Jaya, Atik Triningsih kepada detikcom mengaku saat ini pihaknya hanya mampu memproduksi 10 pasang sepatu/hari. "Kendala kita saat ini saat proses pres sepatu yang membutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk pengeringan pasca dipres," kata Atik di workshop KUP Mampu Jaya kawasan eks Lokalisasi dolly, Senin (15/2/2016).
Kelompok usaha warga terdampak penutupan Lokalisasi Dolly ini, kini hanya beranggotakan 12 orang yang tiap hari produksi sepatu kulit pantofel.
Wanita yang sebelumnya berprofesi sebagai penjual baju kredit ke penghuni wisma Lokalisasi Dolly ini berharap ada warga terdampak lain yang bisa bergabung sehingga saat order menumpuk, bisa teratasi.
"Dengan adanya warga terdampak lain bisa bergabung, Insya Allah order yang menumpuk bisa diatasi," ujarnya.
Untuk harga jual, produk buatan warga terdampak penutupan Lokalisasi Dolly ini cukup murah antara Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu. "Untuk kualitas, saya menjamin kuat karena kami hanya menggunakan lem murni tidak campuran," tegasnya.
Meski baru berjalan 3 bulan, KUB Mampu Jaya binaan Pemkot Surabaya mampu meraup omzet Rp 9 juta hingga Rp 10 juta perbulan. Sedangkan, pemesan sepatu buatan KUB Mampu Jaya saat ini masih sebatas para pejabat Pemkot Surabaya. (ze/fat)