Belasan warga pingsan dan puluhan lainnya merasakan sakit perut, mual dan pusing. Warga juga tidak bisa beraktivitas seperti biasa karena kejadian tersebut.
Dialog sekaligus negosiasi yang dilakukan di kantor balai desa setempat berjalan alot dan panas. Sebab SKK Migas belum bisa memberikan kompensasi berupa uang karena terbentur aturan, sehingga akan diganti dengan program yang lain.
"Kita belum bisa memberikan ganti rugi uang karena aturan yang tidak memperbolehkan. Jadi kita akan memberikan program," kata Ali Mashar, Kepala SKK Migas Jabanusa di hadapan warga Sambiroto, Jumat (5/2/2016) petang.
Sementara arga menolak dengan program yang diberikan. Karena menurut masyarakat Sambiroto kejadian yang membuat banyak warga pingsan dan sakit itu bukan semua warganya. Sehingga program ditolak dan tetap minta ganti rugi uang.
"Kami ini minta ganti rugi berupa uang bukan program," teriak Sutikno, salah satu tokoh warga Sambiroto.
Warga yang mulai panas semakin berteriak menghujat para perwakilan SKK migas, JOB PPEJ. Warga juga mengancam mencabut kontrak sewa tanah untuk pipa yang dialirkan ke Central Prosesing Area.
Hingga pukul 17.00 WIB, perundingan belum selesai. Warga masih berkumpul di balai desa karena ada pertemuan tertutup agar ada kesepakatan nantinya. (fat/fat)











































