Alasannya, polisi belum menemukan pasal-pasal dan bukti yang kuat untuk menjerat mereka sebagai pelaku tindak pidana.
"Kabarnya macam-macam, ada yang jadi gubernur. Tapi semua itu belum bisa disimpulkan. Belum bisa dipastikan, polisi yang tahu. Cuma kita harapkan ini memang bagi yang menggerakan bagi pimpinan tertentu perlu dimintai penjelasan leih lanjut," kata Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf kepada wartawan di sela acara Seminar Nasional 'Restorasi Kebijakan Ekonomi untuk Percepatan Kemandirian Bangsa' di Hotel Bumi Surabaya, Jalan Basuki Rahmat, Kamis (28/1/2016).
Wagub yang biasa disapa Gus Ipul ini mengatakan, hari ini seluruh eks Gafatar yanga da di Asrama Transito Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur, Jalan Margerejo, Surabaya, dipulangkan semua ke daerah asalnya masing-masing.
Termasuk 11 pentolan eks Gafatar yang terdiri dari 5 orang berasal dari daerah di Jawa Timur dan 6 lainnya berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta.
"Untuk yang 11 orang ini memang lebih lama (menginap di Asrama Transito) dari pada yang lain. Dan memang kelihatannya polisi membutuhkan keterangan lebih lanjut, ada semacam pendalaman. Tapi polisi belum memberikan kesimpulan apa-apa," tuturnya.
"Hari ini diantar pulang ke daerah asalnya masing-masing dengan mendapatkan pengawalan," terangnya.
Mengenai kabar ada warga yang tidak mau menerima kedatangan eks Gafatar ke kampung halamannya, Wagub meminta semua masyarakat dapat menerimanya. Termasuk kepada para tokoh agama, juga ikut membantu mengawasinya dari tindakan-tindakan yang mengarah ke pelanggaran pidana.
"Kita usahakan selama belum ada kesimpulan dari polisi, hendaknya bisa diterima dengan baik. Tapi yang jelas, kita perlu kerja sama, saling membimbing, memfasilitasi dan juga mengawasi," ujarnya.
"Selama belum ada kesimpulan dari kepolisian, hendaknya bisa diterima," tandasnya. (roi/trw)