Di dalam Masjid Al Furqun, Kiai Abdul Qodir dari MUI menanyakan keislaman Sitti Djunaidah dengan pembacaan dua kalimah syahadat. Nenek Sitti terlihat lancar ucapkan dua kalimah syahadat.
Baiat mantan pengikut Gafatar itu disaksikan tim penjemput dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Pamekasan, Agus Salim dan Hasan. Serta bintara Intel dari Polres Pamekasan dan Kodim 0826 Pamekasan.
Dandim 0826 Pamekasan, Letkol Art Mawardi, menjelaskan, mantan pengikut Gafatar asal Kabupaten Pamekasan hanya satu. "Mantan pengikut Gafatar asal Pamekasan hanya satu. Ya hanya Bu Sitti. Dia kami jemput dari Asrama Transito Disnakertranduk Surabaya," jelas Mawardi, Rabu (27/1/2016).
Sementara di dalam Masjid Al Furqon, Kiai Abdul Qodir melontarkan pertanyaan kepada Sitti Djunaidah. "Apakah ibu mengerjakan salat, puasa dan zakat," tanya Kiai Abdul Qodir yang dijawab Sitti Djunaida,"Iya, saya tetap mendirikan solat, menjalankan puasa dan memberi zakat."
Kepada Kiai Abdul Qodir, nenek paruh baya itu menjelaskan jika keberangkatannya ke Kalimantan dan bergabung dengan mantan pengikut Gafatar lainnya hanya semata-mata untuk bertani dan beternak.
"Kebetulan saya memiliki hobi beternak. Makanya saya ikut ke Kalimantan untuk beternak," jelas Sitti kepada Kiai Abdul Qadir.
Dengan penjelasan perempuan mantan Gafatar itu, Kiai Abdul Qodir menegaskan Sitti Djunaida tetap wanita muslimah dan tidak pernah keluar dari Islam. "Bu Sitti wanita muslimah. Mohon kepada keluarganya agar terus mendampingi Bu Sitti," pinta Kiai Abdul Qodir kepada Mohmad Khoiri (34).
Khoiri yang menantu Sitti menyanggupi permintaan Kiai Abdul Qodir. Khoiri langsung mengajak ibu mertuanya itu pulang ke rumahnya di Perumahan Tlanakan Indah Desa Larangan Tokol. (bdh/bdh)