Sarapan itu dihadiri 30 eks Gafatar yang tadi malam, Minggu (24/1) dipulangkan dari Surabaya. Eks Gafatar ini terdiri dari 12 Kepala Keluarga dari Kecamatan Beji, Bangi, Purwosari, Purwodadi, Prigen dan Rembang. Dari 30 orang, 7 diantaranya masih balita.
Sekilas, para eks Gafatar ini tampak sehat dan tenang. Mereka menikmati makanan yang disediakan dengan lahap. Tidak ada ketakutan maupun trauma di wajah-wajah mereka. Eks Gafatar ini juga santai saat kamera pewarta menyorot aktivitasnya.
Eks Ketua Dewan Pimpinan Gafatar Kabupaten Pasuruan, Widji Widodo, mengatakan hampir semua eks Gafatar Pasuruan sudah tidak punya apa-apa lagi di desanya masing-masing, meski memiliki keluarga.
"Kami berharap Pak Bupati memperhatikan kami. Memberi kami pekerjaan, apapun yang penting untuk hidup. Kami sudah tidak punya apa-apa lagi," kata Widji.
"Kami pasrah. Kami sudah nggak punya apa-apa. Harta kami di sini sudah kami jual untuk pergi ke Kalimantan dan di sana juga sudah habis," jelasnya.
Bupati Irsyad Yusuf mengatakan memberi jaminan keamanan pada mereka. Pemkab bersama Polisi dan TNI akan terus memberikan perlindungan jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Sementara biar tenang dulu, istriahat dulu. Nanti bertahap akan diinventarisir mana yang masih punya saudara atau keluarga. Langkah lebih lanjut akan kita koordinasikan dulu," kata Irsyad.
Data awal yang dilansir Bakesbangpol Kabupaten Pasuruan terdapat 49 eks Gafatar yang akan ditampung di BLK. Namun setelah dicek ulabg ternyata ada 19 yang terdaftar sebagai warga Banyuwangi, Malang dan Mojokerto.
"Konfirmasi awal dari Pak Widji Widodo 49 orang, tenyata setelah dicek ulang di Surabaya, berubah. Banyak yang warga kota lain namun dulu berangkatnya dari Pasuruan," kata Kepala Bakesbangpol, Yudha Triwidya Sasongko. (fat/fat)