"Ada 2.400 (KK) yang siap mengikuti program transmigrasi," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan (Kadisnakertransduk) Provinsi Jawa Timur Sukardo, Rabu (20/1/2016).
Ia menerangkan, dari 2.400 KK, ditargetkan yang berangkat transmigrasi selama Tahun 2015 sebanyak 480 KK. Namun, terealisasi hanya 330 KK. Dari 330 KK, 100 KK dibiayai oleh APBD Provinsi Jatim. Sedangkan sisanya dibiayai APBN.
"Ada 150 KK yang dibiayai pemerintah pusat belum berangkat, karena berbagai faktor seperti lahan belum siap, rumah tipe 36 belum siap. Seperti di Aceh yang ditolak pemerintah sana. Kalau di NTT lahannya belum siap," terangnya sambil menambahkan, daerah yang menjadi tujuan transmigrasi seperti Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Maluku, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu.
Mantan Sekretaris DPRD Provinsi Jawa Timur ini mengatakan, untuk tahun 2016, ditargetkan 550 KK diberangkatkan sebagai transmigran. Dari jumlah tersebut, 100 KK dibiayai APBD dan 450 dari pemerintah pusat.
"Berangkatnya sekitar November atau Desember. Tapi yang diberangkatkan diprioritaskan yang 150 belum berangkat tahun lalu," ujarnya.
Sudah 2.400 orang yang mendaftar sebagai transmigran. Setiap KK terdiri dari suami, istri dan ada 1 atau 2 anak. Ketika berada di daerah transmigrasi, mendapatkan lahan pertanian atau perkebunan seluas 2 hektar. Biaya hidup selama 18 bulan. Rumah tipe 36 (2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang dapur).
Bagi masyarakat yang ingin mendaftar sebagai transmigran, biasa mengajukan ke bupati atau walikota daerahnya masing-masing. "Masih dibuka. Pendaftarannya ke pemerintah daerahnya masing-masing," ujarnya.
Sukardo juga mengusulkan ke pemerintah pusat, agar para transmigran yang berangkat menuju ke daerah penempatan melalui jalur udara. Sedangkan selama ini, ada yang melalui jalur kapal laut dan jalur darat.
"Tujuannya agar tidak memakan waktu lama di perjalanan," tandasnya. (roi/fat)











































