"Istri saya sempat curiga, mereka melarang anaknya mengaji dan tidak salat. Mereka dengan keluarga tertutup, lebih terbuka dengan orang lain," kata kakak Sunardi, Dikri Effendi (65) kepada wartawan, Senin (18/1/2016).
Menurut Dikri, Sunardi pindah ke Kalimantan sejak 27 Oktober 2015. Pria yang sehari-hari menjadi kuli bangunan itu mengajak serta istrinya, Arisnayanti (38), serta 2 anak mereka, Alvin Dava Anardi (11) dan Syafalia Candia Anardi (7).
Sayangnya, lanjut Dikri, saat akan pindah, Sunardi enggan mengurus surat pindah. Padahal sebagai saudara, Dikri sendiri ketua RT di Lingkungan Kedungsari. Diduga itu sengaja dilakukan Sunardi agar keberadaannya di Kalimantan tak terlacak.
Bahkan Sunardi juga enggan mengurus surat pindah sekolah untuk kedua anaknya. Anak pertama Sunardi, Alvin Dava Anardi (11) duduk di kelas III SDN Kedundung I. Sedangkan anak ke dua, Syafalia Candia Anardi (7) duduk dibangku TK Bina Putra.
"Dia pamit ke Kalimantan untuk mengubah nasib di sana tapi dia menolak saat saya memberikan surat pindah," ungkapnya.
Kabar bahwa Sunardi diduga gabung Gafatar, menurut Dikri, diperoleh keluarga dari foto di handphone keluarganya. Foto tersebut menunjukkan istri Sunardi, Arisnayanti memakai seragam warna oranye dengan kartu pengenal (id card) bertuliskan Gafatar.
"Setelah keluarga tahu jika mereka gabung Gafatar di Kalimantan, keluarga berharap mereka cepat pulang. Kasihan anaknya, masih kecil, keduanya juga pintar," pungkasnya.
Dengan begitu, tercatat 3 keluarga asal Mojokerto yang pindah ke Kalimantan diduga bergabung dengan Gafatar. Selain keluarga Sunardi, 2 lainnya adalah keluarga Mujiutomo (53) dan Supardi (48) asal Desa/Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.
Perlu diketahui, Sunardi dan Supardi merupakan saudara kandung. Sunardi kelahiran Puri menikah dengan istrinya Arisnayanti. Sebelum memutuskan pindah ke Kalimantan, pasangan suami istri ini tinggal di sebuah rumah di Lingkungan Kedungsari bersama 2 anak mereka. (fat/fat)