Pemuda Asal Jombang Ditangkap di Kalimantan Diduga Gabung Gafatar

Pemuda Asal Jombang Ditangkap di Kalimantan Diduga Gabung Gafatar

Enggran Eko Budianto - detikNews
Senin, 18 Jan 2016 15:36 WIB
Foto: Enggran Eko Budianto
Jombang - Diduga bergabung dengan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Zainudin (23), warga Dusun Nglajur, Desa Tugusumberjo, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang ditangkap polisi di Pontianak, Kalimantan Barat.

"Informasi yang kami terima, yang bersangkutan diamankan di Kalimantan Barat diduga terkait Gafatar," kata Kapolsek Peterongan AKP M Amin saat mengunjungi rumah keluarga Zainudin, Senin (18/1/2016).

Amin menjelaskan, Zainudin diamankan di Pelabuhan Dwikora Pontianak, Kalbar beberapa waktu lalu. Saat digeledah, ditemukan dokumen terkait Gafatar dari tas pemuda asal Jombang itu.

"Ditemukan di sana dokumen-dokumen Gafatar. Sesuai data yang bersangkutan gabung Gafatar mulai 2006-2011," ujar Amin.

Namun demikian, lanjut Amin, pihaknya masih mendalami keterlibatan Zainudin di Gafatar. "Kami gali lebih dalam dari keluarga korban, kami klarfikasi kebiasaan pemuda tersebut," tandasnya.

Sementara ibu kandung Zainudin, Asmawati (52) mengaku terkejut saat mendapat kabar bahwa anaknya bergabung dengan Gafatar di Kalimantan. Pasalnya, selama ini Zainudin pamit bekerja di sebuah depo air minum di Kalimantan. Perilaku putranya itu biasa-biasa saja saat di rumah.

"Anak saya memang berada di Kalimantan Barat. Sejak 2011 berada di Kalimantan. Terakhir pulang saat lebaran kemarin. Kalau di rumah biasa ngopi dan bermain dengan teman-temannya," sebutnya.

Selain Zainudin, Rudiono (38) sekeluarga, warga Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang juga diduga pergi ke Kalimantan untuk bergabung dengan Gafatar. Ketua RT 05 tempat rumah Rudiono berada, Sunari mengatakan, sekitar 6 bulan yang lalu terdapat plakat Gafatar terpasang di depan rumah Rudiono. Diduga rumah ini sempat menjadi kantor cabang Gafatar untuk wilayah Jombang.

"Plakat atau papan nama Gafatar sudah  dilepas oleh pemilik baru. Rumahnya sudah dijual sejak 6 bulan lalu, Pak Rudiono pergi meninggalkan desa," kata Sunari.

Menurut dia, kepergian Rudiono berserta seorang istri dan 2 anaknya ke Kalimantan tanpa pamit ke tetangga maupun mengurus surat pindah ke desa.

Bahkan saudara Rudiono, Siti Muarofah juga tak tahu perihal menghilangnya satu keluarga tersebut. "Sampai saat ini, kami tidak  pernah berkomunikasi dengan dia. Ada yang bilang ke luar pulau. Kami berharap  ada kabar dari  mereka," ungkapnya. (fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.