KBS Tetap Ramai Tak Tepengaruh Peristiwa Bom Jakarta

KBS Tetap Ramai Tak Tepengaruh Peristiwa Bom Jakarta

Imam Wahyudiyanta - detikNews
Minggu, 17 Jan 2016 15:17 WIB
Foto: Imam Wahyudiyanta
Surabaya - Peristiwa pemboman di Jakarta membuat Car Free Day (CFD) di Surabaya ditiadakan. Konsentrasi massa di CFD dinilai sangat riskan bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Namun hal itu tak berlaku di Kebun Binatang Surabaya (KBS). Kumpulan orang alias pengunjung memenuhi salah satu objek wisata di Surabaya tersebut. Peristiwa pemboman di Jakarta tidak berefek kepada animo warga yang berkunjung ke KBS.

"Sepertinya peristiwa di Jakarta tak ada pengaruhnya ke KBS. Weekend ini jumlah pengunjung justru lebih banyak," ujar Dirut PTDS KBS Aschta Boestani Tajudin kepada detikcom, Minggu (17/1/2016).

Bahkan, kata Aschta, warga Surabaya yang tidak tahu jika CFD ditiadakan memilih datang ke patung Suro dan Boyo yang ada di depan KBS. Aschta sendiri berharap agar kondisi Surabaya tetap kondusif sehingga tak ada rasa was-was dan khawatir bagi warganya.

Dari pengamatan detikcom, suasana di KBS memang berjalan normal. Meski tidak sangat membludak, namun parkiran motor di KBS tampak penuh. Bahkan parkir motor meluber hingga keluar namun masih di areal KBS.

Pengamanan di KBS juga tidak terlalu ketat. Tidak nampak adanya polisi berseragam di areal KBS. Yang terlihat adalah satpam atau petugas keamanan KBS yang tampak hilir mudik berpatroli.

Santi, salah satu pengunjung mengatakan bahwa dia datang ke KBS memang untuk berwisata. Mengenai kemungkinan adanya ancaman terhadap tempat-tempat keramaian, warga Gresik itu tak terlalu peduli.

"Saya kira keamanan justru akan lebih ketat kalau dihubungkan dengan kejadian di Jakarta. Karena itu saya tak khawatir," ujar Santi.

Pernyataan serupa juga diutarakan salah satu pengunjung lain, Adit. Adit yakin jika Surabaya lebih aman daripada Jakarta. Adit percaya kalau peristiwa di Jakarta tidak akan terjadi di Surabaya.

"Selama ini Surabaya aman-aman saja. Makanya saya tak khawatir. Tak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Adit. (iwd/fat)
Berita Terkait