Kakek Dijuluki Kapten ini Dipasung di Rumahnya

Kakek Dijuluki Kapten ini Dipasung di Rumahnya

Ghazali Dasuqi - detikNews
Senin, 11 Jan 2016 16:50 WIB
Foto: Ghazali Dasuqi
Situbondo - Musahwi, kakek 70 tahun ini terpaksa harus melewati hari-harinya dalam rumahnya. Nelayan asal Dusun Pesisir Desa Kilensari Kecamatan Panarukan, itu dipasung keluarganya dengan rantai karena sering mengamuk. Selain itu, pria yang dijuluki si Kapten itu dipasung lantaran belakangan ini juga kerap pergi meninggalkan rumah tanpa pamit.

"Kami terpaksa merantai, karena bapak sering mengamuk. Kalau ngamuk biasanya pegang batu atau arit. Jadi sangat membahayakan orang lain," kata Sutarti, anak menantu Musahwi, Senin (11/1/2016).

Sutarti menambahkan, bapak mertuanya itu juga baru ditemukan beberapa hari lalu. Sebelumnya, Musahwi menghilang dari rumah hingga hampir seminggu. Kakek yang semasa warasnya dikenal sebagai pekerja keras itu, didapati berjalan tanpa arah di Kecamatan Asembagus.

"Saya pesan ke orang-orang, kalau ada orang tua tak dikenal dan menoleh saat dipanggil Kapten, itu berarti mertua saya. Bapak memang dikenal dengan julukan kapten. Alhamdulillah, akhirnya ditemukan di Kecamatan Asembagus," imbuh wanita pedagang ikan laut itu.

Pengamatan detikcom menyebutkan, kakek 'Kapten' Musahwi dipasung dengan cara dirantai pergelangan tangan kanannya. Ujung rantai diikatkan dengan kunci gembok ke salah kayu dalam rumah. Lokasi pasung sang kakek memang dilakukan dalam rumah, dekat tempat tidur Musahwi.

Selain dua bungkus rokok, sebotol air mineral ada di dekat sang kakek yang dipasung. Semua kebutuhan itu disiapkan istrinya, yang tetap setia hidup serumah dengan Musahwi.

"Ayo sudah kerahkan semua ilmu kalian, pasti tidak akan mempan. Ayo,, ayo..cepat foto saya, saya tidak takut. Saya ini ulama," celoteh Musahwi saat difoto wartawan.

Menurut keluarganya, Musahwi memang memiliki sejarah penyakit tidak waras. Namun, sudah hampir 5 tahunan ini tidak pernah kambuh. Dalam keadaan normal, kakek Musahwi dikenal sebagai pekerja keras dan rajin bekerja sebagai nelayan. Namun sejak 3 bulan terakhir, gejala penyakit yang diderita Musahwi muncul lagi. Dia sering bicara tidak karuan, meski tetap rajin bekerja.

"Sebulan ini bapak sudah tidak kerja lagi. Ya itu, jadi sering ngamuk dan menghilang. Makanya, kami meminta pemerintah membantu bapak saya. Termasuk dengan mengobati bapak biar sembuh dan tenang," pungkas Sutarti. (fat/fat)
Berita Terkait