kelangkaan solar terjadi di wilayah utara yaitu di Kecamatan Paciran dan Blimbing.
Salah seorang nelayan asal Desa Kranji, Paciran, Faizin kepada wartawan, Jumat (8/1/2016) mengatakan, pasokan solar untuk para nelayan saat ini belum turun.
Lebih jauh Faizin menuturkan, dari Solar Pocket Dealer Nelayan di wilayah Kecamatan Paciran, tidak ada satu pun yang menjual solar karena kehabisan stok.
Kekosongan stok solar inipun dikeluhkan para nelayan karena pekerjaan mereka terganggu. Akibatnya terang Faizin, kebanyak nelayan tidak bisa melaut dan hanya sebagian saja yang bisa melaut. "Yang kami bisa ya cuma nunggu pasokan solar dari Pertamina datang," ucapnya pasrah.
Faizin menambahkan, para nelayan harus mengalami kerugian puluhan juta rupiah perharinya lantaran tidak bisa mencari ikan di laut lepas. Faizin mengaku, dalam musim-musim seperti saat ini biasanya mereka bisa meraup Rp 20 juta hingga 30 juta perhari.
Sementara, salah satu petugas di Solar Pocket Dealer khusus Nelayan, Nadhiro mengaku, stok solar tidak tersedia karena belum mendapat kiriman dari Pertamina. Padahal, ungkap Nadhiro, pihaknya sudah menebus solar sebanyak 32 ribu liter.
Di Solar Pocket Dealer Nelayan ini, praktis banyak nelayan yang menitipkan jeriken untuk lekas mendapatkan solar apabila sewaktu-waktu pasokan datang. "Kenyataannya sampai sekarang belum datang," terangnya.
Di sisi lain, pengurus Rukun Nelayan setempat, Sufaat Ampiyanto menjelaskan, dalam sekali melaut nelayan membutuhkan setidaknya 20 sampai 30 liter solar.
Dari data yang ada, terang Sufaat, di Desa Kranji sendiri terdapat sebanyak 555 kapal pencari ikan dimana 55 kapal diatas 10 GT dan untuk ukuran dibawah 10 GT ada 500 kapal.
"Kami hanya bisa berharap agar pasokan solar segera normal, apalagi saat ini adalah saat-saat yang baik untuk mencari ikan di laut," harapnya. (bdh/bdh)











































