Seperti di Panajakan, di Bukit Seruni Point ini juga masih ada wisatawan yang datang karena jatuh cinta dengan panorama sunrise. Pukul 05.00 Wib, sejumlah wisatawan sudah memenuhi spot tersebut agar tidak tertinggal untuk menyaksikan detik-detik matahari terbit di awal Tahun 2016.
Ketika sang surya mulai menampakkan diri dari balik pegunungan, wisatawan kontan tak henti-hentinya mengabadikan dengan kamera DSLR maupun smartphone yang dibawanya. Mereka juga selfie sebagai bukti saksi sunrise di awal Tahun 2016.
Ayu Sita, salah satu wisatawan asal Yogyakarta, yang datang bersama adik dan orangtuanya, pun begitu girang bisa melihat sunrise di tengah cuaca yang cerah.
Ia dan keluarganya sengaja berlibur di Gunung Bromo karena ingin melihat matahari terbit dan semburan abu vulkanik dari kawah Gunung Bromo.
"Ingin sekali menyaksikan terbitnya matahari di saat tahun baru, karena dari dulu saya dan keluarga sangat penasaran," katanya, Jumat (1/1/2015) pagi.
Bagi Ayu, Gunung Bromo tetap terlihat mempesona meski saat ini sedang erupsi. "Yang penting kita patuhi aturan jika memang tidak boleh turun ke lautan pasir," kata Ayu yang mengaku bisa memahami aturan jarak aman 2,5 Km dari kawah bagi wisatawan ini.
Wisatawan lain, Agus juga sengaja datang untuk membuktikan pemberitaan media yang menyebut Gunung Bromo semakin eksotik ketika tengah erupsi. Ia dan istrinya pun merasa penasaran. Keluarga asal Kota Batu pun akhirnya bisa membuktikan langsung.
"Katanya sangat indah ketika Bromo sedang erupsi, makanya saya dan keluarga berlibur ke Bromo. Ternyata memang luar biasa," kata Agus.
Hingga saat ini, Gunung Bromo masih terus menyemburkan abu dan asap pekat berwarna kelabu kecoklatan dengan ketinggian 1.500 meter, mengarah ke tenggara-timur laut. Wisatawan dilarang keras untuk turun ke lautan pasir karena menyangkut keselamatan.
(ugik/ugik)