"Saat saya dilapori, saya datang ke ruangan. Saya tak menyentuh apa-apa. Tetapi secara kasat mata, saya lihat ada arsip yang hilang dari lemari arsip yang menyimpan arsip kepegawaian (SDM)," ujar Dirut PDTS KBS Aschta Nita Boestani Tajudin kepada wartawan, Selasa (29/12/2015).
Arsip yang hilang, kata Aschta, adalah arsip yang ber map merah muda (pink). asip tersebut sama sekali tak berbekas di antara tumpukan arsip lain yang ber-map hijau, biru, dan lain-lain.
Aschta menduga, pelaku masuk melalui pagar luar. Pagar luar begitu mudah dimasuki, meski berpagar duri, karena hanya setinggi 130-140 cm. Dari situ, pelaku kemudian masuk melalui atap dan terus masuk ke plafon.
Ruang pertama yang dimasuki adalah ruang rapat (pertemuan). Pelaku masuk dengan menjebol plafon yang terbuat dari kayu. Karena tak mendapati apa-apa di situ, pelaku kemudian masuk ke ruang Direktur Keuangan dan SDM, lagi-lagi dengan menjebol plafon.
"Saya heran saja, pelaku kok langsung menuju lemari arsip yang tengah yang berisi arsip kepegawaian," lanjut Aschta.
Padahal, kata Aschta, ada tiga lemari arsip yang ada. Yang pertama berisi arsip keuangan, kedua berisi arsip kepegawaian, dan ketiga berisi arsip lain-lain.
Ashcta merasa heran, kenapa pelaku langsung menyasar lemari arsip kepegawaian. Pelaku juga tidak mengambil barang berharga di ruangan tersebut.
"Ada dua laptop, pertama di dalam lemari arsip kepegawaian. Laptop kedua ada di atas meja direktur. Dan ada uang di laci meja direktur. Tetapi semuanya tak diambil. Hanya arsip saja yang diambil," kata Aschta.
Aschta menerangkan, arsip yang diambil salah satunya adalah arsip tentang perekrutan dirinya saat masuk ke KBS. Arsip lain yang diambil adalah arsip hasil psikotes dan lelang jabatan kepala seksi dan kepala departemen PDTS KBS pada tahun 2014.
"Pelakunya ini intelektual, hanya arsip saja yang diambil. Tapi saya tidak mau menduga-duga siapa pelakunya. Biar polisi yang bekerja," tandas Aschta. (iwd/fat)