![]() |
Hujan abu yang terjadi beberapa hari ini membuat anak tangga yang menuju puncak Gunung Bromo nyaris tidak terlihat. Pagar anak tangga yang awalnya bercat warna kuning itu kini berselimut abu.
![]() |
Tanaman yang tumbuh dan bangunan pura kebanggaan warga Suku Tengger itu juga berselimut abu. Di lautan pasir atau kaldera juga sunyi senyap, tak terlihat aktivitas warga akibat adanya larangan turun ke lautan pasir itu.
![]() |
"Jumlah wisatawan turun, kalaupun ada wisatawa itupun cuma bisa melihat Bromo dari Dusun Cemoro Lawang," kata Joni, warga Tengger yang tinggal di Desa Ngadisari, Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Rabu (16/12/2015) ini.
![]() |
"Mudah-mudahan ramai wisatawan di malam tahun baru nanti, bagaimanapun Bromo tetap eksotis di saat sedang meletus," katanya.
Joni juga berharap agar kondisi Gunung Bromo ini tidak menjadikan wisatawan takut berwisata. Media juga diimbau membantu menyampaikan informasi yang sebenar-benarnya dan tidak justru membuat wisatawan takut untuk berkunjung ke Bromo.
Ahmad Subhan, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pos Pantau Gunung Bromo meminta masyarakat tidak terpancing isu-isu menyesatkan tentang erupsi Gunung Bromo.
"Masyarakat di sekitar Gunung Bromo diharap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Bromo, dan tetap menjaga kewaspadaan terhadap kejadian erupsi yang menerus," pesannya.
![]() |
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf yang selalu memantau perkembangan gunung yang memiliki sejuta keindahan itu akan mengunjungi pos pantau dan warga sekitar Gunung Bromo pada Jumat (18/12/2015). Rencananya Saifullah Yusuf atau Gus Ipul akan menengok kegiatan belajar di salah satu SD di Kecamatan Sukapura.
"Saya ingin memastikan kesiapan tanggap darurat bencana di sana," katanya.
(ugik/fat)