Ambruknya pohon Randu Agung berdiameter sekitar 9 meter itu sontak menyita perhatian warga. Selain ukurannya yang sangat besar, selama ini pohon itu juga cukup dikeramatkan. Dugaan sementara, robohnya pohon Randu Agung itu karena faktor usia yang sudah cukup tua.
"Pohon itu dulu katanya ditanam oleh pembabat desa sini, yakni Kiai murtadoyo dan Nyai Murtasiah. Ya usianya sekitar 200 tahunan," kata Abdullah (79), warga setempat.
Keterangan yang diperoleh detikcom menyebutkan, ambruknya pohon randu itu terjadi tak lama warga selesai menunaikan shalat jumat. Tiba-tiba, terengar suara keras dari arah pohon besar tersebut. Benar saja, setelah dilihat ternyata pohon yang selama ini dikeramatkan itu ambruk ke arah sungai.
Saat pohon itu tumbang, cuaca di Situbondo sedang cerah. Tiupan angin juga tidak kencang. Karena itu, tumbangnya pohon Randu Agung itu diduga murni karena konstruksi pohon yang sudah rapuh termakan faktor usia.
Penuturan warga, pohon Randu Agung itu selama ini cukup dikeramatkan. Sebab hingga usianya cukup tua, lantaran upaya penebangan terhadap pohon tersebut selalu gagal dilakukan. Sebelumnya, konon telah beberapa kali pohon itu dicoba untuk ditebang dengan gergaji mesin, namun selalu gagal.
"Selama ini pohon itu memang dikenal cukup keramat dan angker. Makanya namanya saja sampai dikenal dengan Randu Agung," tutur Agus, warga setempat.
Kepala BPBD Situbondo, Zainul Arifin mengatakan, pohon tumbang itu berada di bawah wilayah kewenangan pihak Bina marga Propinsi Jawa Timur. Sehingga evakuasi bangkai pohon tumbang akan dilakukan oleh adalah pihak Bina Marga Jawa Timur. (bdh/bdh)