Jombang Ranking 2 HIV/AIDS di Jatim, Bupati Basmi Warung Remang-remang

Jombang Ranking 2 HIV/AIDS di Jatim, Bupati Basmi Warung Remang-remang

Enggran Eko Budianto - detikNews
Selasa, 01 Des 2015 14:17 WIB
Ilustrasi/Foto: thinkstock
Jombang - Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko kebakaran jenggot mengetahui bahwa Jombang meraih rangking 2 dengan jumlah penderita HIV/AIDS tertinggi se-Jawa Timur. Terlebih lagiĀ  'kado' rapor merah itu baru terkuak saat peringatan hari AIDS se dunia yang jatuh hari ini.

Orang nomor satu di Kota Santri ini menginstruksikan Satpol PP untuk memberangus warung remang-remang. Warung penyedia jasa esek-esek yang kian menjamur itu menjadi sarang utama penularan virus HIV di Kabupaten Jombang.

"Informasi yang kami terima memang ada kafe-kafe tempat bertemunya penyuka sesama jenis. Tentunya itu membahayakan bagi umat. Perlu kami waspadai dan kami perintahkan Satpol PP untuk memantaunya. Target 2016 kami berupaya mengurangi," kata Nyono usai acara peringatan hari AIDS se dunia di pendopo Kabupaten Jombang, Selasa (1/12/2015).

Data yang dirilis Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, hingga Oktober 2015, tercatat 857 orang positif HIV-AIDS. Sebesar 34% dari jumlah itu, atau sekitar 291 orang merupakan pria hidung belang yang tertular virus HIV melalui hubungan seks dengan pekerja seks komersial (PSK) di warung remang-remang.

Seakan tak terbendung, para pria hidung belang itu menularkan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia itu ke pasangannya. Akibatnya, sebesar 24% atau 205 penderita HIV-AIDS merupakan kalangan ibu rumah tangga. Sedangkan wanita pekerja seks komersial menduduki peringkat ke 3 sebesar 11% atau 94 orang. Kaum gay atau pria penyuka sesama jenis sebesar 8% atau sekitar 68 orang.

Meski kebakaran jenggot, Nyono mengaku menyiapkan sejumlah langkah pencegahan penularan HIV. Salah satunya membentuk forum penanggulangan AIDS (FPA). Tak main-main, FPA dibentuk di tiap desa beranggotakan 5 orang untuk membantu mendeteksi dini penderita HIV-AIDS.

Penyebaran orang dengan HIV-AIDS (ODHA) hampir merata di 21 kecamatan. Kecamatan Jombang Kota menjadi peringkat pertama dengan jumlah ODHA mencapai 98 orang. Disusul kemudian Kecamatan Diwek, Mojoagung, Sumobito, dan kabuh masing-masing 93, 67, 57, dan 54 orang.

"Harapan kami agar desa-desa melakukan langkah penanggulangan yang sama. Kami support dengan alokasi dana desa (ADD), nanti alokasi anggarannya kami serahkan ke setiap desa," ujarnya.

Kasus penularan HIV ke balita di Kabupaten Jombang juga cukup mengkhawatirkan. Sedikitnya 5 anak usia di bawah 4 tahun mengidap HIV. Untuk mencegah penularan ke balita, lanjut Nyono, voluntary counselling test (VCT) digalakkan menyasar 7.000 ibu hamil di Kabupaten Jombang. Sayangnya, upaya itu terganjal terbatasnya reagen untuk tes VCT.

"Kami usulkan untuk penambahan jatah reagen dari pemerintah pusat. Juga kami minta RSUD untuk mendukung dana," cetusnya.

Selain itu, Nyono juga mewacanakan untuk menggalakan VCT terhadap calon pengantin baru. Upaya itu juga untuk mencegah penularan HIV ke pasangan dan anak. Dia menargetkan VCT pra nikah itu bisa berjalan 2016 nanti. Pihaknya berjanji proses sosialisasi akan digalakkan melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes) yang akan berjalan hingga Januari 2016.

"Bukan kami melarang orang untuk menikah, itu untuk mencegah penularan ke pasangan dan anak yang dikandung nanti. Kami akan gandeng Kemenag hingga Kaur Kesra di tingkat desa untuk melakukan upaya itu sebelum (calon pengantin baru) akad nikah," pungkasnya. (iwd/iwd)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.