Meski dihuni banyak mahasiswa dan pemilih pemula, Panwas Kota Surabaya optimis panitia PPS bisa bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya serta mempunyai keberanian dalam mengambil sikap saat terjadi permasalahan di TPS.
"Tidak ada rasa takut, apapun pertanyaan merasa takut. Kredibilitas mereka harus tegas dan kewenangan harus dijalankan. Harus bersikap netral dalam penyelenggaraan pilkada, tidak ada keberpihakan," kata Komisioner Panwas Kota Surabaya bidang Penanganan dan Pelanggaran, M Safwan di sela-sela pelantikan Pengawas PPS di Halaman Taman Surya Balai Kota Surabaya, Jumat (20/11/2015).
Meski rata rata masih belum berpengalaman dalam mengawasi TPS, Safwan yakin pengawas tingkat TPS ini mampu dan bisa bekerja sesuai dengan tugas yang harus dikerjakan.
"Jika ada saksi mengajukan keberatan pada KPPS maka hakimnya adalah pengawas TPS. Kita yakin pasti, tidak ada keraguan ini tugas negara tidak boleh ada riak ragu dalam bertindak," tegas dia.
Bagaimana dengan Pengawas PPS yang baru dilantik. Apakah sudah mengetahui tugas dan apa yang akan dilakukan ketika mengatasi masalah di TPS?
Anggraeni Puspita (18) salah satu Pengawas PPS dari Kecamatan Pakal mengaku masih belum mengetahui pasti apa yang akan dilakukannya jika ada masalah dan cara menyelesaikannya di TPS.
"Ya tugasnya mengawasi TPS. Kalau ada apa apa saya masih belum tahu, tanya ayah saya saja. Beliau yang mengajak saya untuk menjadi pengaws PPS," katanya kepada detikcom.
Lain halnya dengan Risma Antusalia Ashabirina (22) yang mengaku secara umum mengetahui tugas pengawas PPS. "Saya mengetahui lowongan dari sms yang saya terima dari Panwas Kota Surabaya. Tugasnya mengawasi TPS mulai buka hingga penghitungan surat suara, secara umum saya tahu. Kalau teknisnya baru saya ketahui setelah ada pelatihan dan bimbinga teknik setelah pelantikan ini," ujar mahasiswa semester 8 yang akan menjaga TPS 12 Medokan Semampir. (ze/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini