Mayat May pertama kali ditemukan oleh Santi (17) saudara sepupu korban. Saat itu usai makan siang bersama, Santi membersihkan ternak di bagian belakang rumah di Desa Sukoanyar.
Saat kembali hendak mengambil bantal, ternyata kondisi kamar May terkunci dan saat diketuk tidak ada jawaban. Sepupunya itu lantas mengintip dan menemukan May dalam posisi tergantung dengan seutas tali di kayu penyangga atap kamarnya, Santi lantas berteriak.
"Di keluarga tidak ada masalah apa-apa, hanya kemarin minta sepatu tapi belum saya belikan karena uang yang ada saya belikan dulu untuk seragam sekolahnya," kata Sahroni, ayah May di rumah duka, Minggu (1/11/2015).
Polsek Kesamben yang mendapat laporan kemudian mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP. Sejumlah saksi d antaranya teman-teman korban juga dimintai keterangan.
"Sebelumnya korban sempat meminta dibelikan sepatu kepada orang tuanya, namun belum sempat dibelikan. Inilah yang memicu korban melakukan gantung diri. Diduga dia malu sering diejek temannya karena sepatuya rusak," ucap Kapolsek Kesamben, AKP Hartono.
Karena tidak menemukan kejanggalan di jasad bocah SD itu, keluarganya langsung menguburkan jenazah May di TPU desa setempat. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini