Dari pengamatan detikcom, Senin (26/10/2015), sebelum sampai di lokasi tempat hiu paus terdampar, warga sudah meletakkan papan petunjuk di pertigaan Nambangan. Papan itu berukuran besar berisi gambar hiu paus dengan gambar anak panah ke arah lokasi.
Setiba di lokasi, warga mengutip uang parkir bagi pengunjung yang membawa kendaraan. Sebelum masuk ke lokasi yang ada di Nambangan II, warga juga disodori kardus bertuliskan amal.
"Kami tidak memaksa, terserah mau nyumbang berapa," ujar Sukron, salah satu warga kepada wartawan, Senin (26/10/2015).
Sukron mengaku, berkah yang dirasakan warga ini tak berlangsung lama, hanya 2-3 hari. Karena menginjak hari ke-3 daging hiu paus sudah mulai membusuk. Saat itulah hiu yang makanan utamanya plankton ini, dikubur.
Sukron mengatakan dalam sehari, uang amal yang dikumpulkan bisa mencapai Rp 500 ribu. Uang tersebut diserahkan kepada nelayan yang jaringnya tersangkut hiu. Dalam hal ini adalah Anshori dan Solikhin. Jaring Anshori tersangkut hiu pada Minggu (25/10), sementara Solikhin satu hari sesudahnya atau hari ini.
"Nantinya terserah si pemilik jaring, uangnya mau diapakan. Apakah akan disumbangkan ke masjid atau musala, atau digunakan untuk memperbaiki jalanya yang rusak," lanjut Sukron.
Sementara untuk uang parkir, Sukron mengatakan hasilnya akan diserahkan kepada perkumpulan pemuda di kampung setempat.
(iwd/fat)