tangan pun membahana begitu bocah 13 tahun itu mengakhiri pertunjukannya.
Greg memang piawai bermain piano. Tetapi untuk bakatnya itu, Greg harus bekerja keras, bahkan mungkin lebih keras dari anak kebanyakan. Ya, Greg adalah anak berkebutuhan khusus (ABK). Dengan kerja keras dan bimbingan orang tuanya, pemilik nama lengkap Gregory Raphael Liadi itu berhasil membuat bangga kedua orang tuanya.
Greg sendiri tampil di Movie Land The Concert, sebuah konser persembahan dari ABK yang merupakan siswa-siswi sekolah musik Sforzando sebagai sarana untuk berapresiasi, bersosialisasi, dan bekerjasama sebagai reportase kepada orantua dari hasil kegiatan belajar mengajar selama ini. Lagu yang ditampilkan berasal dari tema lagu film yang terkenal.
"Greg mulai belajar musik sejak usia 6 tahun. Saat itu kami sedang mencari terapi yang tepat, ternyata Greg suka musik," ujar Bakri Rasjid, ayah Greg
kepada wartawan di City of Tomorrow, Sabtu (24/10/2015).
Bakri pun mulai memasukkan Greg ke sekolah musik. Secara perlahan, bakat Greg mulai terlihat dan semakin lama semakin mahir. Dan Bakri semakin membebaskan Greg untuk memilih aliran musik dan jenis alat musik yang disukainya.
"Kini Greg sudah bisa bermain tiga alat musik, piano, biola, dan cello. Ke depan dia akan belajar gitar," lanjut Bakri.
Sementara itu, Tamam Hoesein sebagai penasihat Sforzando meminta agar pertunjukan oleh ABK ini tidak berhenti sampai di sini saja. Lebih banyak pertunjukan lebih baik. Alasannya, tidak ada perbedaan antara ABK dengan anak yang lainnya.
"ABK harus dapat perlakuan yang sama, tidak boleh ada diskriminasi," ujar Tamam.
Ayah dari Nina Tamam itu menambahkan, musik memang menjadi salah satu terapi bagi ABK. Dengan musik, otak akan mengeluarkan hormon endorfin yang menghasilkan perasaan bahagia yang dapat meningkatkan ksehatan pembuluh darah, termasuk jantung.
"Ajaklah ABK belajar musik," pungkas Tamam. (fat/iwd)