Fenomena El Nino Jadi Tantangan Penjualan Benih Jagung Hibrida

Fenomena El Nino Jadi Tantangan Penjualan Benih Jagung Hibrida

Imam Wahyudiyanta - detikNews
Selasa, 29 Sep 2015 10:36 WIB
Surabaya - Produsen benih jagung hibrida, Monsanto Indonesia, mencatat terjadi penurunan penjualan di wilayah Pulau Jawa akibat terjadinya fenomena El Nino yang mengakibatkan musim kemarau lebih panjang di sebagian wilayah Indonesia.

Corporate Engagement Lead Monsanto Indonesia, Herry Kristanto, mengatakan musim kemarau yang lebih panjang akibat fenomena El Nino mengakibatkan banyak lahan pertanian yang tidak bisa ditanami di Pulau Jawa.

"Ketika musim kemarau panjang seperti sekarang ini banyak lahan yang tidak bisa ditanami jagung, khususnya di Pulau Jawa. Ketika lahan tidak bisa ditanami otomatis permintaan terhadap benih jagung hibrida seperti yang kami produksi juga akan menurun," ujarnya di sela peresmian program Corporate Social Responsibility (CSR) Monsanto Indonesia, Selasa (29/9/2015).

Herry menambahkan, meski terjadi penurunan permintaan benih jagung di wilayah Pulau Jawa namun permintaan daerah-daerah lain seperti di luar Jawa tidak menurun. Secara keseluruhan tidak ada penurunan signifikan terhadap permintaan benih jagung hibrida di Indonesia.

"Fenomena El Nino hanya terjadi di wilayah Pulau Jawa serta sebagian kecil wilayah Sumatera seperti Lampung dan Kalimantan sisi selatan. Jadi secara keseluruhan tidak ada perubahan signifikan terhadap permintaan benih jagung kami. Permintaan hanya menurun di Pulau Jawa namun bisa dikompensasi oleh daerah lain," jelasnya.

Herry mengatakan pihaknya sedang menyiapkan 2 varietas baru benih jagung hibrida DK-771 dan DK-959 yang diklaim produksinya lebih tinggi dan tahan terhadap kekeringan dan penyakit.

Penggunaan benih jagung yang berkualitas di Indonesia sendiri saat ini sudah mendesak seiring meningkatnya kebutuhan jagung khususnya bagi industri pakan ternak. Seperti diketahui, industri pakan ternak di Indonesia mengandalkan jagung sebagai bahan baku utama dan tingginya kebutuhan kebutuhan produksi pakan ternak.

Sementara Chief Executive Officer Monsanto Indonesia, Mauricio F. Amore mengatakan pihaknya mendorong pemerintah untuk meningkatkan kualitas infrastruktur pertanian di Indonesia agar cita-cita untuk menjadikan Indonesia berswasembada pangan bisa terwujud.

"Kami sangat mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan pemerintah dalam peningkatan kualitas infrastruktur pertanian seperti yang baru-baru ini dilakukan dengan pembangunan dan pengoperasian bendungan di beberapa wilayah Indonesia. Dengan makin baiknya infrastruktur pertanian maka masalah yang bisa timbul seperti musim kering yang berkepanjangan seperti tahun ini akan bisa diatasi dan tidak sampai berpengaruh terhadap produksi pertanian," tuturnya.

Saat ini Monsanto Indonesia sudah mempunyai pabrik benih jagung hibrida di wilayah Kabupaten Mojokerto dengan kapasitas terpasang sebesar 13.500 ton sedangkan kapasitas produksi pabrik yang berdiri di lahan seluas 8 hektar tersebut saat ini baru sekitar 7000-8000 ton per tahun. Diperkirakan dalam 2 tahun mendatang seluruh kapasitas terpasang akan bisa digunakan.

Produksi benih jagung hibrida Monsanto Indonesia sendiri saat ini mayoritas masih untuk konsumsi petani di dalam negeri. Hanya sekitar 20-30 persen yang diekspor dengan negara tujuan utama Thailand dan Vietnam serta beberapa negara lain dengan permintaan yang lebih kecil seperti Pakistan dan Filipina.

Dalam produksi benih jagung hibrida, Monsanto Indonesia bermitra dengan 30 ribu petani di 3 area besar, yakni Jatim, Jateng, dan DI Yogyakarta dengan lahan pengembangan benih seluas kurang lebih 6.000 hektar. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.