Ratusan warga sejak, Senin (21/9/2015) siang di sawah yang akan digunakan untuk ritual mandih celot atau mandi lumpur.
Tak hanya kalangan muda, orang tua pun ikut berkumpul di sawah, dan mereka langsung saling lempar air dan lumpur ke peserta lain. Tak hanya itu, para peserta ritual pun juga memperebutkan lima bebek yang dilepas di 'lautan' lumpur.
Tradisi unik ini menjadi perhatian ratusan warga sekitar yang antusias menyaksikan keseruan petani bermandikan lumpur dari pinggiran sawah.
Mereka mengaku senang dapat menjalin kekompakan dengan sesama petani, dalam menyambut musim tanam kali ini.
Menurut salah satu panitia Edi Agus Purwanto, dalam rirual ini tidak ada perbedaan pangkat dan jabatan. Mereka harus terjun ke kubangan lumpur untuk bersuka ria bersama petani lainnya.
"Tradisi mandi 'celot' atau lumpur, sebagai rasa ungkapan terima kasih atas rezeki berlimpah yang diberikan sang maha kuasa, semua petani dan pejabat disini sangat kompak," kata Edi.
Meski desa mereka masuk kategori kawasan terdampak kekeringan, namun para petani tetap semangat dan optimis tanaman mereka akan menghasilkan panen melimpah.
"Tradisi mandi 'celot' digelar petani agar kedepan hasil tanamnya lebih bagus, dan rasa ungkapan syukur, petani gelar mandi 'celot'," kata kepala Desa Mrica Riyanto. (bdh/bdh)