Warga menuding, akibat terlalu banyak truk yang melintas, rumahnya retak. Selain itu, truk yang melintasi dari pagi hingga sore menyebabkan polusi debu yang menganggu aktivitas warga.
"Truk muat pasir berseliweran sejak pagi hingga sore. Rumah warga retak dan banyak debu. Rumah saya juga retak," kata Suradi, korlap aksi, Rabu (16/9/2015).
Suradi mengatakan, warga tidak peduli dengan keberadaan tambang yang ada di lahan sekitar Desa Lorokan dan desa mereka. Yang dikeluhkan warga adalah banyaknya truk tambang yang melintasi jalan desa penghubung Tanggulangin-Lorokan itu.
"Kami nggak tahu soal tambang. Yang pasti kami keberatan kalau truk-truk tambang lewat sini," jelasnya.
Ia mengaku, beberapa perwakilan warga sudah melayangkan surat keberatan kepada aparat desa setempat. Namun hingga saat ini diabaikan. "Karena itu kita demo," tandasnya.
Saat aksi berlangsung, warga tampak membawa berbagai poster dan spanduk tuntutan. (fat/fat)