Saat itu sapi jenis brangous warna coklat kemerahan, milik salah satu peserta asal Wonoasih, Kota Probolinggo, mati dengan kondisi tubuh tiba-tiba lunglai dan akhirnya tak bergerak.
Belum diketahui pasti penyebab matinya sapi kontes tersebut. Apakah murni mati karena sakit atau mati karena ada unsur lain. Kontes sapi yang digelar di Kota Probolinggo ini terbilang kolosal.
Kepala Dinas Pertanian, Agus Yudha mengaku sapi yang mendadak mati itu datang dalam kondisi sakit.
"Untuk peserta sapi yang mendadak mati itu karena sapi tersebut datang sudah keadaan sakit," kata Agus Yudha kepada wartawan di lokasi, Jumat (11/9/2015).
Sementara kontes sapi ini diikuti puluhan peserta se tapal kuda bagian timur. Diantaranya Lumajang, Situbondo, Bondowoso, Jember, Banyuwangi dan Probolinggo. Biasanya sapi yang meraih juara, nilai jualnya akan melambung tinggi.
Selain kontes sapi, di arena tersebut juga ada bursa sapi qurban dan dijamin kesehatannya.
Menurut Lukman, salah satu peserta asal Bondowoso, sapi miliknya jenis limosin sering ikut kontes hingga tingkat Jawa Timur. Sapi berbobot 1.2 ton ini sudah ditawar Rp 100 juta.
"Pernah meraih juara kontes sapi, karena pernah meraih juara, sapi saya ini ada yang menawar lebih dari Rp 100 juta. Tapi saya pertahankan untuk dipelihara, karena masih ingin diperlombakan," ujar Lukman. (bdh/bdh)











































