Setelah 'Dibuang' PD-PAN, Dhimam Abror: Yo Wis Nggak Opo-opo

Pilkada Surabaya

Setelah 'Dibuang' PD-PAN, Dhimam Abror: Yo Wis Nggak Opo-opo

Budi Sugiharto - detikNews
Minggu, 06 Sep 2015 10:14 WIB
Setelah Dibuang PD-PAN, Dhimam Abror: Yo Wis Nggak Opo-opo
Dhimam Abror dan Rasiyo saat daftar di KPU Surabaya/Foto: Budi Sugiharto
Surabaya - Partai Demokrat dan PAN sepakat mengusung Lucy Kurnisari sebagai calon wakil wali kota Surabaya mendampingi Rasiyo. Dhimam Abror legowo tidak bisa bertanding di Pilkada Surabaya.

"Ya Wis nggak opo-opo," kata Dhimam Abror enteng kepada detikcom, Minggu (6/9/2015).

Menurut Dhimam Abror yang juga ketua Harian KONI Jatim ini, tentunya partai yang sempat mengusungnya memiliki pertimbangan khusus dengan pemilihan Lucy menggantikan dirinya yang terganjal kelengkapan berkas pendaftaran di KPU SUrabaya.

"Partai punya logika sendiri. Saya ndak merasa ndak ditelantarkan," kata Dhimam Abror yang mengaku saat ini sedang perjalanan menuju ke Blitar untuk urusan sepak bola.
 
Sejak awal, Dhimam Abror mengaku sudah siap dengan segala konsekwensi saat menerjuni dunia politik sehingga dirinya akan selalu siap menghadapi risiko yang akan terjadi.

"Di politik (perubahan dukungan) sudah biasa, harus siap," kata mantan Ketua PWI Jatim yang juga Ketua Harian Yayasan Pendidikan Jawa Timur ini.

Dengan gagalnya maju sebagai calon wakil wali kota, Abror akan kembali konsentrasi ke sepak bola dan pendidikannya yang sempat terganggu.

"Setelah ini mbalik ngurusi kuliah S3 di Unpad yang kacau balau karena politik dan konsentrasi PON 19 2016 di Bandung," katanya.

Nama Dhimam Abror memang seolah menjadi the news maker yang membuat Pilwalkot Surabaya terancam ditunda tahun 2017. Sosok Dhimam Abror memang sempat membuat 'panik' para elit dan parpol politik gara-gara penetapan KPU Surabaya yang menyatakan berkas persyaratannya tidak memenuhi syarat alias TMS. Nasib calon wali kota incumbent Tri Rismaharini sempat menggantung.

PD maupun PAN pun sempat mengadukan keputusan KPU ke Panwas Surabaya. Hari ini sidang musyawarah pun digelar di Kantor Badan
Pengawas Pemilu (Bawaslu) Propinsi Jatim, Sabtu (5/9/2015).

Musyawarah yang menghadirkan KPU sebagai termohon, PD dan PAN sebagai pemohon serta Panwas Kota Surabaya pun hadir lengkap.
Gugatan yang dilayangkan adalah agar KPU tetap meloloskan pasangan Rasiyo dan Dhimam Abror untuk bisa melawan Tri Rismaharini dan
Whisnu Sakti yang diusung PDIP.

Namun, di dalam perjalanannya ada manuver politik di tingkat pusat. Secara mendadak, PD dan PAN tidak lagi bernafsu mengusung Dhimam Abror sebagai pendamping Rasiyo.

Kedua partai itu justru memutuskan memilih mantan Angggota DPR RI dari Partai Demokrat Lucy Kurnisari sebagai calon wakil wali kota menggantikan Dhimam Abror.

Lucy kepada detikcom mengakui sudah mendapat perintah partai untuk maju di Pilkada Surabaya. Berkas persyaratan pun sudah diurus dan
hampir lengkap agar bisa memenuhi persayaratan yang ditetapkan KPU.

Dari Daftar Riwayat Hidup yang diunduh detikcom pada Selasa (1/9/2015) dari situs KPU Kota Surabaya, Dhimam pernah mengenyam
pendidikan di Charles Sturt University Australia pada 1991-1994. Dia punya motto hidup, "Sekali berarti sudah itu mati.

Sebelum maju sebagai calon wakil wali kota mendampingi calon wali kota Surabaya Rasiyo, Dhimam sebelumnya maju menjadi calon wali
kota didampingi oleh calon wakil wali kota Haries Purwoko.

Sedikit kilas-balik, pendaftaran calon Pilwalkot Surabaya tahap pertama dibuka pada 26 sampai 28 Juli 2015. Namun hingga akhir waktu yang ditetapkan hanya pasangan Risma-Whisnu yang mendaftar.

Kalau begini ceritanya, tak mungkin Pilwalkot digelar. Maka pendaftaran diperpanjang KPU selama tiga hari dari 1 sampai 3 Agustus 2015. Dalam kurun waktu ini, muncullah Dhimam Abror yang berpasangan dengan Haries Purwoko. Dengan diantar pendukungnya pasangan ini mendaftarkan diri ke KPU Kota Surabaya.

Keanehan terjadi di Kantor KPU Kota Surabaya pada Senin (3/8) kala itu. Haries Purwoko tiba-tiba 'menghilang' di hari terakhir pendaftaran itu. Alasannya, dia tak terima ada orang yang mengatainya sebagai 'calon boneka'. Maka gagal-lah pencalonan Dhimam-Haries.

Namun Dhimam ternyata masih berniat maju di Pilwalkot Surabaya 2015. Kali ini dia tak lagi menjadi calon wali kota, melainkan calon wakil wali kota. Dia mendampingi Rasiyo dan mendaftar di masa perpanjangan selanjutnya yang digelar dari 9 sampai 11 Agustus.

Namun KPU berkata lain, Dhimam tak lolos dan terpaksa mundur dari pencalonan, setidaknya sampai saat ini. Pasangan usungan Partai Demokrat dan PAN ini gagal lolos verifikasi KPU Kota Surabaya karena dua hal. Pertama, laporan pajak Dhimam tak lengkap, dia
belum menyertakan surat bebas tunggakan pajak.

Kedua, KPU Kota Surabaya menyatakan SK Rekomendasi dari DPP PAN dinilai tak sama. SK dari DPP PAN hasil pemindaian (scan) yang
diterima KPU pada 11 Agustus berbeda dengan SK yang diterima KPU pada 19 Agustus.

Catatan detikcom, dengan digantinya Dhimam Abror maka PD dan PAN untuk ketiga kalinya akan mendaftarkan pasangan calon yang diusungnya yaitu Rasiyo-Lucy Kurnisari.



(ugik/ugik)
Berita Terkait