Mantan pemain timnas sepak bola Indonesia ini mengaku sudah melamar sebagai pengemudi Go-Jek beberapa waktu lalu. Saat ini Anang tengah menunggu panggilan kerja. Hal tersebut ia utarakan saat ditemui di lapangan sepak bola di kawasan Simo Rukun, Rabu (2/9/2015).
"Karena menjadi pengemudi Go-Jek waktunya tidak mengikat dan masih bisa melatih sekolah sepakbola," ujar Anang mengawali kisahnya.
Anang menyatakan memilih profesi ini sebagai sandaran hidup setelah pensiun sebagai pemain sepak bola. Ia sendiri sempat menjadi pemain timnas Primavera dan saat ini pemain yang membawa Persebaya Surabaya juara liga 2 kali tersebut sedang sibuk membina sekolah sepak bola Simo United yang baru dirintisnya di Lapangan Simo Rukun, Surabaya, tempat di mana ia dibesarkan.
![]() |
Bapak 2 anak ini pun tak sungkan mengaku bahwa dirinya memang melamar dan sedang menunggu panggilan menjadi pengemudi Go-jek. Profesi ojek berbasis aplikasi ini awalnya ditawarkan oleh sang teman. Tertarik dengan sistem kerjanya, Anang lalu mendaftar setelah berkonsultasi panjang dengan teman-temannya.
Profesi ini sengaja dipilih setelah dirinya sudah tak lagi malang melintang di jagat persepakbolaan tanah air untuk membela timnas Primavera. Termasuk juga Persebaya Surabaya, Deltras Sidoarjo, dan Persegres Gresik United.
Seperti diketahui, Anang terakhir bermain di klub Surabaya Muda pada tahun 2014 dan ikut dalam Liga Nusantara. Setelah itu ia menjadi asisten pelatih di PSM Madiun. Namun karena PSSI disanksi FIFA, klub yang dibelanya bubar dan tak jadi ikut kompetisi karena liga telah dihentikan oleh PSSI.
Sedianya Anang bermaksud mengambil lisensi pelatih, seperti teman-temanya yang lain. Misalnya Bejo Sugiantoro, Uston Nawawi dan Mat Halil yang terlebih dahulu mendapat lisensi. Niat Anang pun kandas karena PSSI disanksi FIFA.
Untuk mengisi waktu, Anang lalu menjadi pelatih Simo United. Pilihannya untuk menambah pekerjaan sebagai driver Go-Jek juga dilatarbelakangi karena investasinya di Bali bangkrut sehingga membuat roda ekonomi keluarganya terpuruk. Ia pun mencari cara agar dapur di rumahnya tetap mengebul.
"Usaha saya bangkrut, sehingga saya harus memulai dari nol. Saya dulu jadi pemain dari nol dan kini jadi pelatih juga dari nol, saya sudah terbiasa hidup susah jadi saya tak mudah menyerah meski ekonomi keluarga sedang sulit," ucap Anang.
![]() |
Anang tak bisa memungkiri bahwa ia membutuhkan pemasukan agar roda ekonomi keluarganya tetap berputar. Nama besarnya bukan jaminan, ditambah lagi ayah dari Nafisah Hamsari (11) dan Fadhil Putra (2) itu sudah tak muda lagi. Apalagi pria asal Jl. Petemon, Surabaya ini juga hanya lulusan SMA saja sehingga untuk menjadi pegawai tentunya cukup sulit.
"Melamar menjadi pengemudi Go-Jek adalah pilihan terbaik bagi saya, karena kalau jadi pegawai tentunya banyak memakan waktu dan tak bisa melatih. Tapi terus terang jiwa saya ada di sepakbola jadi saya tak bisa meninggalkannya," beber suami Neni Wardana ini.
Bagi pemain yang pernah menjadi Ikon Persebaya Surabaya tersebut, pilihan sebagai pengemudi Go-Jek hanya dilakukannya sementara untuk menambah penghasilan semata. Anang menegaskan, dirinya tetap berada di dunia sepakbola dengan melatih anak-anak di usia dini.
"Saya akan kembali ke sepak bola , ini hanya sementara, sekedar mengisi waktu luang. Kalau keadaanya sudah membaik saya akan melatih sepak bola lagi," tutupnya. (elz/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini