Kali Porong memang sangat vital bagi masyarakat. Selain sebagai tempat mencari pasir dan bermain bagi anak-anak, sungai ini kerap dilalui perahu-perahu kecil nelayan untuk mencari ikan.
Dokter satwa Taman Safari Indonesia II Prigen, Drh Nanang Tedjolaksono mengungkapkan, kemunculan buaya muara di Kali Porong ini menjadi salah satu indikasi penting kondisi lingkungan sekitar.
Artinya lanjut Nanang, buaya yang juga sering dianggap sebagai buaya mitos oleh masyarakat lantaran warnanya yang agak terang (kuning keputihan) ini bisa jadi menunjukkan kondisi muara Kali Porong mungkin tercemar dan memaksa buaya-buaya ini mencari habitat baru.
"Sejak dulu, aliran sungai brantas memang menjadi habitat penyebaran buaya muara. Tapi, kita jarang sekali menemui kasus-kasus penyerangan oleh buaya. Jadi sedikit sekali konflik yang terjadi antara manusia dan buaya," terang Nanang dalam keterangan pers yang diterima detikcom, Jumat (29/5/2015).
Hewan territorial ini kata Nanang, memang hewan yang cenderung mempertahankan wilayahnya. Hidup berkelompok dalam jumlah yang besar dan biasa mendiami muara.
"Kalau sampai masuk jauh ke aliran Kali Porong, bisa jadi mereka mencari tempat baru karena muara tercemar atau hanya mencari makanan saja," imbuhnya.
Buaya Muara memang mampu menjelajah hingga puluhan kilometer. BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) telah turun ke lokasi untuk memastikan kehadiran buaya muara ini.
BKSDA belum bisa memastikan apakah warga harus dievakuasi atau melakukan penangkapan buaya untuk dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
Jika harus ditangkap, buaya-buaya ini biasanya akan dititipkan ke pusat konservasi seperti Taman Safari Indonesia II yang memang sudah berpengalaman menangani konservasi satwa-satwa liar.
Taman Safari Indonesia II hingga saat ini belum mendapatkan surat permintaan resmi dari BKSDA atas kemunculan buaya muara ini di Kali Porong.
Namun, Taman Safari Indonesia II siap jika nantinya benar-benar ditunjuk untuk menangani buaya ini. "Kami siap, tapi sampai sejauh ini kami belum menerima surat dari BKSDA," terang Nanang lagi.
Taman Safari Indonesia II Prigen saat ini memiliki koleksi berbagai macam buaya muara yang ditangkarkan. Bahkan beberapa di antaranya telah bertelur.
Awal tahun ini, Taman safari Indonesia II bahkan mendapat titipan buaya dari BKSDA Blitar untuk direhabilitasi.
Kondisi lingkungan yang cukup kondusif di Taman Safari Indonesia II ditambah lagi dengan penanganan dan pantauan langsung dari dokter-dokter hewan yang berpengalaman, membuat 1.000 lebih satwa koleksi Taman Safari Indonesia II mendapat perlakuan baik dan cukup memadai.
(Budi Sugiharto/Budi Sugiharto)