Munculnya buaya di sungai yang lokasinya tak jauh dari permukiman penduduk Dusun Awar-Awar Gunting, Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung, itu kini menjadi pusat perhatian publik. Bahkan lokasi yang biasanya buaya muncul itu kini setiap sore penuh dengan warga yang penasaran.
Seorang pemuda asli Dusun Awar-Awar Gunting mengaku sudah 'mengenal' buaya yang membuat heboh itu. Dia adalah Imam Fauji, pemuda umur 23 ini mengaku sudah bersahabat dengan buaya yang menghuni di Kali Porong sejak awal 2013.
Kepada detikcom, Imam menceritakan dirinya pada awal tahun 2013 akan memancing ikan. Namun betapa terkejutnya ketika melihat ada buaya di bibir sungai. Ia pun takut.
"Saya melihat buaya putih ada warna hitam bergaris lurus di punggung itu sudah lama. Pertama kali ketemu saya juga takut, waktu ketemu pertama saya langsung lari pulang ke rumah," kata Imam, Kamis (28/5/2015).
Setibanya di rumah, Imam lantas menceritakan apa yang dilihatnya kepada orangtuanya. "Bapak sempat tidak percaya, keesokan harinya saya kembali lagi memancing ikan sama bapak ternyata (buaya) muncul lagi," katanya.
Menurut Imam, penampakan buaya putih di Kali Porong menjadi pemandangan yang biasa setelah setiap hari dirinya melihatnya saat berburu biawak dan ikan.
"Hampir setiap hari saya ketemu buaya putih ini karena setiap hari pekerjaan saya hanya mencari ikan dan berburu biawak," katanya.
Karena setiap hari bertemu buaya putih, Imam pun lantas 'jatuh hati' dan iba. Hasil buruannya selalu disisihkan untuk sang buaya putih.
"Saya mendapatkan hasil yang banyak selain saya jual saya sisakan seekor biawak untuk buaya putih itu," katanya dengan tersenyum.
Mungkin karena rajin memberinya makan membuat buaya putih tersebut berubah menjadi jinak atau bersahabat. Suatu saat saat Imam menjaring ikan di Kali Porong, sang buaya justru mendekatinya.
"Saya pernah sewaktu menjaring ikan di Kali Porong si buaya putih itu mengikuti dari belakang, saya sebenarnya juga ada rasa takut," ungkap Imam.
Meski ada perasaan takut, namun Imam berusaha tegar dan memberanikan diri. "Saya ngomong sama buaya Pokok e aku gak ganggu, aku golek iwak, (Pokoknya saya tidak ganggu saya hanya cari ikan), terangnya.
Imam mungkin satu-satunya warga desa yang mampu membuat sang buaya putih itu menjadi penurut. Imam mengaku juga bisa memanggil 'sahabatnya' itu.
Sejak tahun 2013 sampai sekarang, Imam juga mengaku masih seringkali melihat penampakan buaya putih itu. "Ketika saya memancing ikan dia (buaya) gak muncul, kaki saya atau tangan saya tepuk-tepuk air sekitar 10 menit kemudian dia muncul," katanya dengan tersenyum.
Dengan banyaknya warga yang berduyun-duyun ingin menyaksikan penampakan buaya itu membuat Imam heran. Karena dengan banyaknya orang, Imam menyakini sang buaya justru akan bersembunyi.
"Ada yang beri umpan bebek agar muncul tapi saya yakin buaya itu tidak akan muncul, karena gak mau kalau ada banyak orang. Kan indera penciumannya tajam,"katanya.
Imam memang sungguh pemberani. Pada Rabu (27/5) sore saat warga menanti penampakan buaya, ia justru berenang di Kali Porong.
(Budi Sugiharto/Triono Wahyu Sudibyo)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini