"Saya dari lantai 1 hendak naik ke parkiran mobil di lantai 5," kata salah satu korban, Buyung, kepada wartawan sesaat setelah dia dikeluarkan, Minggu (24/5/2015).
Buyung melanjutkan, saat lift naik diantara lantai 3 dan 4, tiba-tiba lift tersebut berhenti. Tentu saja semua panik, termasuk Buyung dan istrinya.
"Ada 11 orang di dalam (lift), 9 dewasa dan 2 laki-laki," lanjut Buyung.
Sesaat setelah panik, barulah disadari jika lift itu lebih dekat ke lantai 4. Pintu lift kemudian dibuka paksa. Dari lubang yang berhasil terbuka sedikit itu, semuanya berteriak meminta tolong.
"Ada yang mendengar teriakan kami dan segera dicarikan bantuan," ujar warga Tandes tersebut.
Panik juga dialami korban lain, Reni, warga Pakuwon City. Reni panik karena dia juga membawa anaknya yang masih balita, Vano (3,5).
"Saya dari lantai 3 hendak turun. Tapi lift naik dulu, sesaat setelah naik, lift langsung berhenti," ujar Reni.
Baik Reni dan Buyung mengatakan bahwa mereka terjebak kurang lebih selama 20 menit. Meski ada 11 orang di dalam lift yang tak begitu besar itu, namun sirkulasi udara masih ada dan lancar.
Komandan Proovost Brigade Penolong Surabaya Daniel Krismanto mengatakan bahwa peristiwa macetnya lift itu terjadi sekitar pukul 15.40 WIB. Tim evakuasi memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk mengeluarkan korban dari dalam lift.
"Yang datang ke lokasi pertama kali adalah brigade penolong, PMK, dan teknisi lift," ujar Daniel.
Menurut Daniel, tim evakuasi cepat datang ke lokasi karena salah satu korban bisa menelepon saudaranya yang ada di bawah. Saudaranya tersebut kemudian menyampaikannya ke petugas PMK.
Daniel mengatakan, posisi lift tersebut sudah mencapai lantai 4 namun belum sempurna. Tim evakuasi lalu membuka paksa pintu lift. Usai pintu terbuka, teknisi langsung masuk dan segera melakukan evakuasi.
"Dugaannya sih lift itu macet karena sudah tua dan dalam tahap pembenahan," pungkas Daniel.
Dugaan Daniel ada benarnya karena Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membenarkan bahwa lift itu akan dibenahi. Bahkan lift itu seharusnya tidak digunakan.
"Kok masih digunakan, seharusnya kan lift sudah tak boleh digunakan," ujar Risma.
Risma mengatakan bahwa eks gedung Siola terus berbenah, termasuk membenahi lift dan eskalator. "Lift dan eskalator sudah masuk daftar renovasi. Itu sudah ditenderkan," tandas Risma.
(Imam Wahyudiyanta/Fatichatun Nadhiroh)