Rumput, buah dan sayuran tersebut harus selalu siap pada pukul 07.00 WIB dan segera didistribusikan. Satwa-satwa harus sudah diberikan makanan sebelum pukul 09.00 WIB.
"Sebelum pengunjung masuk sudah beres semua," kata Nurul Kurdianingsih (45), penanggung jawab dapur ransum satwa TSI Prigen, Jumat (22/5/2015).
Nurul menjelaskan setiap hari di dapur satwa harus tersedia 250 kilogram pepaya 250, 37 kilogram apel, 15 kilogram tomat, 200 sisir pisang, 300 kilogram wortel, 15 kilogram jeruk 15. Selain itu, 10 kilogram jambu biji, 15 kilogram salak pondoh, 15 kilogram nanas, 1 kilogram biji bunga matahari, dan 1 kilogram kacang tanah.
"Kalau buah dan sayuran untuk primata seperti simpanse, orangutan dan burung. Ada juga burung yang harus makan bunga matahari dan kacang tanah. Kami juga sediakan wiskas dan weaker untuk satwa tertentu seperti mircat," jelas.
Dapur ransum satwa juga membutuhkan 5 ton rumput gajah dan 5 ton rumput jagung untuk makanan gajah, badak, bison, jerapah, zebra, banteng rusa, tapir dan lainnya.
"Makanan itu hal utama di sini untuk memastikan kebutuhan gizi satwa terpenuhi sehingga sehat dan memungkinkan berkembang biak," jelasnya.
Satwa herbivora seperti gajah sumatera, bison amerika, banteng jawa, zebra, jerapah, lama, tapir, rusa sudah berhasil berkembang biak di TSI Prigen. Rata-rata satwa tersebut melahirkan secara normal dengan bantuan tim dokter hewan.
"Koleksi gajah sumatera bahkan mencapai 26 ekor," pungkas Nurul.
TSI II Prigen, Pasuruan memiliki koleksi 500 spesies satwa. Sebanyak 250 di antaranya merupakan satwa langka. Taman tersebut berada di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut tersebut dan berdiri di lahan seluas 350 hektare.
(Budi Sugiharto/Triono Wahyu Sudibyo)