Nikmati Infinite Voyage di Surabaya Fashion Parade

Nikmati Infinite Voyage di Surabaya Fashion Parade

- detikNews
Rabu, 29 Apr 2015 19:35 WIB
Surabaya - Surabaya Fashion Parade (SFP) kembali digelar. Gelaran fashion terbesar di Jawa Timur ini digelar selama lima hari mulai 29 April-3 Mei 2015.

"Ini gelaran ke delapan kalinya. Kali ini temanya adalah Infinite Voyage," ujar Ketua Panitia SFP Dian Apriliana kepada wartawan di Tunjungan Plaza 3, Rabu (29/4/2015).

Invinite Voyage, kata Dian, adalah perwujudan dari perjalanan dan perkembangan dunia fashion yang tidak pernah berhenti. Dengan tema tersebut, style fashion era tahun 60, 70, dan 80 an kembali menginspirasi dan diaplikasikan ke dalam fashion masa kini.

"Bagaimanapun unsur Indonesia tetap mengilhami setiap kreativitas desain yang terwujud," lanjut Dian.

ketua Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Deni Djuwardi mengatakan bahwa SFP bertujuan untuk menggali potensi desainer-desainer muda di Jawa Timur.

"kami peduli dengan kreatifitas anak muda Surabaya untuk mengembangkan bakat dan keinginan untuk maju di dunia fashion. Setiap tahun dunia fashion di Surabaya juga semakin meningkat," ujar Deni.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, SFP kali ini akan digelar di tempat tertutup yakni di Convention Hall, bukan di tempat terbuka yakni di atrium seperti gelaran SFP sebelumnya.

"Di ruangan tertutup karena ini adalah real fashion. Show adalah closed room dengan music, lighting, dan penonton yang benar-benra fokus pada fashion," ujar Dian.

SFP dimeriahkan oleh 13 desainer APPMI Jatim, puluhan desainer, mua berbakat, dan runway sekolah-sekolah mode. SFP juga mendatangkan empat guest desainer yakni Deden Siswanto (Jakarta), Danjyo Hyoji (Jakarta), Sofie (Jakarta), dan Gregorius Vici (Semarang)

Salah satu desainer yang terlibat dalam SFP 2015 ini adalah Lia Afif. Suku Karen, sebuah suku di Thailand menjadi inspirasi Lia dalam karyanya. Suku Karen yang terkenal dengan leher jenjangnya diaplikasikan Lia dengan menggunakan tenun Buna, tenun Ende, dan tenun Kupang.

"Kain tenun itu terkenal dengan warna dan detilnya yang cantik," ujar Lia.

Kemudian perempuan asal Jombang itu mengombinasikannnya dengan bahan cerutti, sifon, dan satin. Lia juga melengkapinya dengan gelang-gelang emas pada leher dan lengan sebagai simbol wanita.

"Itu terlihat kontras dengan pilihan warna merah, ungu, biru elektrik, dan hitam," tandas Lia.


(iwd/iwd)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.