Keinginan itu disampaikan saat menggelar workshop bertemakan 'Peremajaan bangunan lama di koridor Jalan Tunjungan sebagai bagian kota lama Surabaya'.
Ketua Panitia Workshop Delfry Agata Ardianto mengatakan, Workshop yang digelar di ruang Jelantik gedung Arsitektur ITS, sebagai bagian dari kegiatan dalam rangka memperingati Dies Natalis ke 50 Jurusan Arsitektur ITS.
"Kita pingin ada lintas informasi, lintas pengetahuan. Harapannya, mahasiswa baik S-1 maupun S-2 Arsitek, mempunyai ide-ide atau usulan desain terhadap bangunan lama di koridor Jalan Tunjungan," kata Delfry, di sela acara, Kamis (9/4/2015).
Sekretaris Jurusan Arsitek ITS Surabaya ini mengatakan, banyak hal kegiatan yang memberikan kontribusi ke pemerintah Kota Surabaya maupun masyarakat. Banyak hal yang ada di Kota Surabaya dijadikan isu dan diskusi.
Seperti peremajaan bangunan lama di koridor Jalan Tunjungan sebagai bagian kota lama Surabaya. Katanya, banyak bangunan lama yang berada di koridor Jalan Tunjungan mulai dari ujung utara yang ada bangunan gedung Siola
"Harapannya kembali vital dan menopang kualitas ruang publik di Jalan Tunjungan," tuturnya.
Zaman dulu Jalan Tunjungan sebagai 'pusat' perdagangan yang ramai dikunjungi masyarakat. Sekarang ini, sudah tidak menarik lagi karena pengaruh perkembangan kota, banyaknya kendaraan plus bangunannya.
Orang tidak sempat menikmati etalase toko karena perubahan dari pejalan kaki tergantikan ke kendaraan bermotor. Ditambah tidak ada retail seperti di Orchard, Singapura.
"Kita mengajak peserta workshop untuk berfikir dan menelurkan ide-ide agar koridor Jalan Tunjungan kembali hidup, kembali bergairah dan ekonomi bergerak," terangnya.
"Misalnya ada bangunan lama, dilihat value-nya yang mana, dulu ada peristiwa apa (di bangunan tersebut). Juga sisi keindahan bangunannya. Jadi banyak sisi kriterianya," tandasnya.
(bdh/bdh)