Pasar Burung ini Semrawut Tapi Jadi Favorit

Dilema Pasar Tradisional Surabaya

Pasar Burung ini Semrawut Tapi Jadi Favorit

- detikNews
Jumat, 27 Mar 2015 12:02 WIB
Foto: Rois Jajeli
Surabaya - Suara kicau burung saling bersahutan. Ratusan orang lalu lalang, sesekali berhenti dan serius mengamati aneka jenis burung yang berada di dalam sangkar.

Burung Kacer, Cendet, Cucak Hijau, Kenari, dan Prenjak putih, pun seolah menari dan pamer kicauannya adalah yang terbaik, agar memikat hati para pemburu burung.

Itulah pemandangan sehari-sehari di Pasar Burung Kupang, Surabaya.
Pasar manuk yang menjadi salah satu ikon Kota Pahlawan ini tetap menyimpan karakteristiknya.

Pasar manuk yang berada di ujung Jalan Diponegoro ini memang 'tampak liar', berbeda dengan pasar burung lain seperti di Bratang yang sudah direvitalisasi.

Meski lokasinya semrawut, karena para pedagang ini mendisplay 'dagangannya' di tepi jalan tapi hal itu tak mengurangi minat pemburu burung. Setiap akhir pekan, jumlah pemburu burung semakin meningkat. Jalanan pun menjadi terganggu akibat aktivitas jual beli burung itu.

Pantauan detikcom di lokasi, pasar manuk menyediakan aneka burung
berbagai jenis mulai dari burung lokal hingga burung import.

"Di pasar manuk ini lengkap. Ada burung bakalan yang artinya belum bagus hingga ada yang sudah gacoan. Yang gacoan ini yang sudah siap tampil dalam ajang kontes," kata Andri, warga Gresik yang sedang berburu Burung Kenari di Pasar Burung Kupang, Jumat (27/3/2015).

Lengkapnya aneke jenis burung dan harga yang lebih murah itulah yang menjadi magnet kelangsungan pasar burung tradisional yang sudah mendarah daging bagi pecinta burung.

"Pasar burung ini sudah ada sejak saya kecil. Meski kondisinya semrawut tapi ini justru keasyikan tersendiri daripada dibangun seperti pasar-pasar yang sudah modern, ini khasnya pasar burung Kupang," tambah Andri yang asli kelahiran Tambaksari ini.

Dari tahun ke tahun, siapapun wali kotanya, wajah pasar burung ini memang nyaris tak berubah. Tetap menjadi pasar tradisional yang transaksi dilakukan secara langsung di tepi jalan raya.

Perbedaan yang sedikit berubah adalah jika dulu banyak pedagang yang jualan di jalur hijau atau taman tengah jalan namun dengan dibangunnya fly over Diponegoro-Pasar Kembang, para pedagang pun terusir. Mereka pun menyebar hingga ke dalam, belakang pasar modern Giant dan sekitarnya.

(gik/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.