"Diselamatkan dari kapal yang sama, yang membawa satwa yang kami selamatkan beberapa hari lalu," kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Arnapi kepada wartawan, Senin (2/2/2015).
Kali ini yang diselamatkan adalah 42 ekor burung yang terdiri dari 36 ekor burung kakaktua jambul kuning, 5 ekor burung kakaktua raja hitam, dan 1 ekor burung nuri.
"Dari jumlah itu, ada 3 ekor yang mati yakni 2 ekor kakak tua raja hitam dan seekor burung nuri," lanjut Arnapi.
KM Gunung Dempo sendiri berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Makasar, namun transit dahulu di Pelabuhan Tanjung Perak. Sebelum sandar di Perak itulah ada laporan yang menyebutkan jika ada satwa di dalam kapal.
Laporan itu menyebutkan jika para penumpang mendengar suara burung dan bau busuk yang datang dari bawah tempat tidur penumpang. Laporan itu diteruskan ke awak kapal. Setelah diperiksa, di bawah tempat tidur itu ditemukan banyak pipa.
Setelah pipa dibuka, terdapat burung di dalamnya. Sejumlah burung ditemukan mati yang menjelaskan kenapa bau busuk tercium. Awak kapal kemudian memindahkan puluhan satwa tersebut di ruang isolasi kapal.
"Setelah merapat di Perak, satwa tersebut diserahkan ke kami," ujar Arnapi.
Arnapi menduga jika satwa yang dibawa dari Papua itu hendak diselundupkan ke Jakarta. Tetapi karena sudah terendus di Pelabuhan Tanjung Perak, penerima satwa ketakutan dan tidak mengambil barangnya.
Satwa tersebut dibiarkan saja di atas kapal hingga KM Gunung Dempo berlayar kembali mnenuju Perak. Dan saat itulah keberadaa satwa itu terendus.
"Kami akan memangil mualim kapal untuk pemeriksaan saksi selanjutnya karena belum ada yang mengakui milik siapa satwa tersebut. Satwa-satwa ini akan kami serahkan ke BKSDA untuk perawatan," tandas Arnapi.
(iwd/fat)