Kepastian tersebut setelah melihat banyaknya korban yang kini mencapai 13 orang mengalami luka di bagian kaki.
"Kera abu-abu itu lebih suka di tanah dari pada di pohon, karenanya korban mayoritas luka di kaki," kata Kepala BKSDA wilayah III Jember, Sunandar kepada detikcom, Rabu (25/2/2015).
Berbeda dengan jenis lainnya seperti lutung, yang lebih suka berada di atas pohon dan kecenderungan menyerang manusia sangat kecil sekali.
"Kalau lutung kayaknya tidak akan menyerang, lutung lebih suka di atas pohon," tuturnya.
Serangan kera di Desa Sidomulyo, Semboro dan Desa Tanggul Kulon bahkan meluas ke Desa Tanggul Wetan merupakan kera peliharaan yang lepas dan pemiliknya tidak mau mengakui jika hewan tersebut adalah miliknya. Apalagi korban telah mencapai 13 orang.
"Sepertinya itu kera peliharaan, karena menurut informasi dari petugas kami dan Polsek Semboro, di tubuh kera abu-abu itu ada bekas selang yang di dalamnya biasanya terdapat rantai, kemungkinan rantainya lepas," tambah Sunandar.
Sunandar berharap kera-kera yang meresahkan warga di dua kecamatan itu segera ditangkap tanpa harus membunuhnya. Apalagi satu diantaranya lutung yang merupakan hewan dilindungi. Namun jika memang mengancam keselamatan manusia, Sunandar mempersilahkan untuk melumpuhkannya.
"Kalau bisa ditangkap dalam keadaan hidup untuk kemudian dikembalikan ke habitatnya, namun kalau sudah mengancam keselamatan manusia, saya rasa dilumpuhkan tidak apa-apa, itupun jika terpaksa," tegasnya.
Hingga kini petugas dibantu warga sekitar terus memburu keberadaan kera abu-abu. Selain meminta bantuan polisi dan warga, empat ekor anjing dikerahkan untuk mengendus keberadaan kera abu-abu yang kerap melukai warga.
(fat/fat)