Serangkaian pertanyaan itu terkadang menghantui pikiran orang tua saat ini. Kekhawatiran yang wajar mengingat tantangan jaman yang terus berubah, kabur, dan semakin menantang.
Kekhawatiran itu juga wajar karena belum ada buku panduan untuk mengembangkan bakat anak. Ada banyak buku untuk mengenali potensi anak, tapi tidak dilengkapi dengan gambaran besar dan cara mengembangkannya.
Buku 'Anak Bukan Kertas Kosong' mungkin bisa menjadi angin segar dan jawaban bagi banyak orang tua. Buku ini bisa memandu orang tua dalam menemukan dan mengembangkan bakat anak
"Sebenarnya buku Anak Bukan Kertas Kosong berangkat dari kegelisahan saya sebagai seorang ayah. Saya memandu putri saya untuk mengenali dan mengembangkan bakatnya", ujar Bukik, penulis 'Anak Bukan Kertas Kosong' dalam siaran pers yang diterima detikcom, Jumat (13/2/2015).
Bukik yang juga psikolog itu berharap, adanya buku 'Anak Bukan Kertas Kosong' ini dapat membantu para orang tua dalam mendidik anak.
Awalnya, pembaca akan diajak mengenali pandangan keliru terhadap anak, pandangan yang membuat banyak orangtua menghadapi kesulitan dalam mendidik anak.
Setelah mengungkap kekeliruan itu, buku ini menawarkan cara pandang baru, pendidikan yang menumbuhkan, yang berakar dari ajaran Ki Hadjar Dewantara. Buku ini memapaparkan kesejajaran ajaran Bapak Pendidikan Nasional dengan pendekatan baru di bidang psikologi.
Berpijak dari pendidikan yang menumbuhkan, orang tua diajak untuk mengenali prinsip dan fase perkembangan bakat anak sejak usia dini hingga menjadi mandiri. Setiap fase terdiri dari sejumlah tugas perkembangan bakat yang harus diselesaikan anak dengan dukungan dari orang tua.
Dijelaskan pula sikap dan peran orang tua yang dibutuhkan dalam proses pengembangan bakat anak. Pada bagian akhir, ada latihan yang membantu orang tua menjadi pendidik yang
menumbuhkan, panduan dalam mengenali kecerdasan majemuk anak dan panduan agar belajar menjadi seasyik bermain.
"Buku ini membongkar cara berpikir lama dalam mendidik anak. Bukan hanya membongkar, buku ini menawarkan sebuah alternatif pendekatan pendidikan yang lebih manusiawi," pungkas Bukik.
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini