Seperti yang dilakukan di Jember. 2.000 Warga melakukan aksi pukul kentongan secara bersamaan di alun-alun sebagai simbol ditingkatkannya kembali keamanan dengan sarana kentongan yang selama ini telah banyak ditinggalkan oleh masyarakat.
"Ini sangat bagus dan merupakan tanda kekompakan antara Polri, TNI dan aparat pemerintah," kata Gubernur Jatim Soekarwo, Kamis (5/2/15).
Lewat kentongan, tiga unsur trisula yakni babinsa, babinkamtibmas dan kepala desa bisa bersinergi menjaga keamanan daerah masing-masing, terlebih menjelang pelaksanaan pilkada serentak.
"Kalau bersinergi seperti ini saya yakin Jawa Timur aman," ujar Soekarwo. Dan hanya lewat kentongan berbahan bambu ini tambah pria yang akrab disapa Pakde Karwo, keamanan di tingkat bawah seperti desa maupun dusun bisa dikendalikan bersama-sama langsung oleh masyarakat sekitar itu sendiri.
Kentongan sendiri ternyata masih memiliki nilai guna cukup tinggi di masyarakat lapisan bawah, meski kita berada di zaman modernisasi. Ini dikarenakan setiap bunyi mengandung simbol-simbol seperti terjadinya tindak kriminalitas, bahaya kebakaran hingga ancaman terjadinya bencana alam baik banjir, maupun tanah longsor yang selama ini banyak terjadi di beberapa daerah di Jawa timur.
(bdh/bdh)