Aksi Peduli Primata Digelar di Malang

Aksi Peduli Primata Digelar di Malang

- detikNews
Kamis, 29 Jan 2015 10:57 WIB
Foto: Muhammad Aminudin
Malang - Tingginya kasus penjualan dan pemeliharaan Primata di masyarakat membuat ProFauna Indonesia resah. Tepat di Hari Primata se-Dunia sejumlah aktivis ProFauna menggelar aksi simpatik di depan Balai Kota Malang, Kamis (29/1/2015).

Dalam aksi kali ini, mereka mempertontonkan beberapa atraksi penjualan Primata yang dilakukan oleh anak-anak muda.

"Menjadi trend anak-anak muda pelihara Primata hanya sekedar prestis, ini sangat mengancam," ujar Swasti Prawidya Mukti, juru bicara ProFauna Indonesia di sela aksi.‎

Trend pemeliharaan Primata ini, lanjut dia, menumbuhkan ruang untuk jual beli Primata. Akibatnya, para pemburu hewan yang hampir punah ini gencar dilakukan beberapa oknum untuk mengeruk rupiah.

"Banyak komunitas pemelihara Primata adalah market dari mereka yang memburu dan menjual Primata," tegasnya.

Data ProFauna pada tahun 2014 setidaknya ada 35 yang melibatkan 400 ekor Primata. Hal ini sangat disayangkan, karena jual beli Primata dilakukan secara terang-terangan baik secara langsung maupun online.

"Kami berharap kepada pemerintah agar segera menghentikan dan turut serta dalam menjaga Primata agar terhindar dari kepunahan," tegas dia.

Data Lembaga Konservasi Internasional IUCN yang dilansir oleh ProFauna Indonesia, menyebut, dari 440 jenis Primata di dunia, ternyata jenis Primata di Indonesia lebih rentan terancam punah. ‎

Kerusakan habitat (hutan) dan perdagangan ilegal menyebabkan, Primata di Indonesia saat ini kondisinya memprihatinkan.

"IUCN secara berkala juga menerbitkan 25 jenis Primata yang terancam punah di dunia termasuk di Indonesia," ucap Swasti.

Di Indonesia tiga jenis Primata sudah masuk dalam daftar punah, diantaranya yakni Kerdil (Tarsius Pumilus), Kukang Jawa (Nycticebus Javanicus), dan Simakobu (Simias Concolor). "Yang memprihatinkan lagi jenias primata tersebut malah sering diburu untuk dijadikan hewan pemeliharaan," tuturnya.

Padahal, semakin banyak permintaan dari para komunitas pecinta Primata, perburuan hewan ini gencar dilakukan oleh beberapa oknum untuk mendapatkan keuntungan.

"Setiap pembeli dan pemelihara Primata berkontribusi dalam kepunahan, karenanya dalam kampanye kali ini kami menyuarakan agar tidak membeli Primata," tandasnya.

(fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.