Mereka mengaku tidak ada ada kepala sekolah, kegiatan belajar mengajar tidak bisa lancar apalagi menghadapi Ujian Nasional (UN). Beberapa kegiatan siswa terpaksa tidak bisa dilaksanakan seperti ujian tengah semester (UTS) dan beberepa kegiatan lain.
Para siswa juga membawa poster berisi tuntutan. Diantaranya, "Kami Butuh Kepala Sekolah", "Kami Butuh Pemimpin", "Kami tidak akan pulang sebelum ada SK kepala sekolah".
"Kemarin kami seharusnya melaksanakan UTS (ujian tengah semester) tapi karena tidak ada kepala sekolah kami tigak bisa melaksanakan," kata Korlap Aksi, Cahaya Kurniawan di lokasi, Rabu (27/1/2015).
Karena tidak ada UTS otomatis para siswa tidak bisa mendapatkan nilai. Para siswa terancam tidak lulus karena tidak bisa melaksanakan ujian karena tidak ada yang bertanggungjawab.
"Kalau tidak ada kepala sekolah kami mau dapat nilai dari mana," teriak Ilham, salah satu siswa.
Menurut salah satu guru SMA 2 bagian kesiswaan, Abd Kadir, beberapa kegiatan sekolah terpaksa tidak bisa dilaksanakan karena terkendala administrasi.
"Kalau tidak ada kepala sekolah siapa yang mau bertanggungjawab. Proses kegiatan belajar juga terganggu karena menunggu kepala sekolah," kata Abdul Kadir.
Para siswa dan guru baru membubarkan diri setelah perwakilan pemerintah daerah menemui para siswa dan menyatakan segera memberikan SK kepala sekolah yang baru hari ini. Namun beberapa perwakilan siswa masih menunggu SK kepala sekolah yang baru tersebut di kantor bupati. Mereka mengaku tidak akan pulang sebelum ada kepala sekolah yang baru.
(fat/fat)