Sering Diomeli Mertua, Rahayu Buang Bayinya ke Sungai

Sering Diomeli Mertua, Rahayu Buang Bayinya ke Sungai

- detikNews
Rabu, 07 Jan 2015 21:59 WIB
Surabaya - Tekanan hidup membuat Rahayu Cahyaningsih gelap mata. Ia tega membuang bayinya sendiri. Sempat menyesal, tetapi penyesalan perempuan 22 tahun itu sudah terlambat.

Pembuangan bayi yang lebih tepat disebut pembunuhan itu Rahayu coba tutupi dengan melaporkan jika anaknya diculik. Namun polisi yang memeriksanya menemukan banyak kejanggalan yang membuatnya kini dijebloskan penjara.

"Awalnya lapor anaknya diculik, tetapi keterangannya kok selalu berbeda sehingga kami berkesimpulan jika pelaku adalah ibunya sendiri," ujar Kapolsek Rungkut Oskar Syamsudin kepada wartawan, Rabu (7/1/2014).

Oskar mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Sabtu (27/12/2014) lalu. Saat itu Rahayu diantar ayahnya pergi memijatkan anaknya, Azkha Raditya Pratama, ke kawasan Rungkut Kidul. Tetapi setiba di sana, niat itu batal karena yang antre banyak. Mereka pun pulang.

Setiba di rumah, Rahayu berpamitan keluar dengan anaknya yang masih berusia 1 bulan itu. Perempuan warga Jalan Rungkut Lor IX ini naik angkot menuju ke kawasan Nginden

Niat membunuh rupanya sudah ada di benak Rahayu. Ia berniat membuang anaknya ke sebuah rumah kosong yang pernah dilihatnya. Setelah berputar-putar, Rahayu tak menemukan rumah itu. Di tengah kebingungannya, Rahayu bertemu dengan ibu-ibu warga sekitar.

Merasa iba, salah seorang ibu memberikan sebuah selendang ke Rahayu dengan maksud agar bayinya bisa digendong menggunakan selendang. Rahayu kemudian meminta sebuah tas plastik besar. Ibu itu pun tanpa rasa curiga memberikan apa yang diminta ibu muda tersebut.

Rahayu kemudian menuju ke jembatan Nginden. Rahayu kemudian memasukkan bayinya ke tas plastik lalu melemparnya begitu saja ke sungai. Saat tas plastik itu terapung hanyut mengikuti aliran sungai, hati Rahayu terketuk sadar.

Namun semuanya sudah terlambat. Rahayu yang mencoba mengejar hanya bisa menangis sedih saat tak bisa meraih tas plastik itu. Tak plastik itu hanyut ke arah muara laut.

Masih merasa bingung, Rahayu kemudian pulang dan menceritakan ke suami dan keluarganya jika anaknya telah dibawa lari orang. Keluarga saat itu percaya karena Rahayu mengaku menjadi korban gendam.

"Diantar suaminya, pelaku lalu melapor ke kami," kata Oskar.

Dari hasil pemeriksaan saksi dan olah TKP, ternyata ada banyak kejanggalan. Saat didesak, akhirnya Rahayu mengakui semua perbuatannya. Dia mengaku tidak kuat menahan tekanan yang selama ini membuatnya bingung.

"Pelaku mengaku, ekonomi dan sering diomeli mertua adalah dua hal yang membuatnya nekat melakukan itu," tandas Oskar.

(iwd/iwd)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.