Seperti yang dipaparkan oleh Maria Anytiasari dan Yudha Prasetyawan dari Forum Laras Dikdudi (penyalarasan pendidikan dunia usaha industri) sebagai pembicara dalam acara Media Gathering Menyongsong ASEAN Economic Community 2015 di gedung Graha Sawunggaling Lt. 6 Surabaya, Selasa (30/12/2014).
Dalam pemaparannya, kualitas SDM di Indonesia memang masih jauh dari negara-negara lain seperti Thailand, Cina, dan Vietnam. Bisa jadi karena kualitas yang kurang ini, ketenagakerjaan di Indonesia kalah saing dan hanya sebatas menjadi pekerja yang dipimpin oleh negara lain.
"PR kita sebenarnya ada pada kualitas diri masyarakat. Jika kita siap menerima pasar bebas ini, kita bisa mengembangkan skil kita di negara orang lain. Tapi jika kita tidak siap maka jangan kaget jika hanya menjadi penonton di negara sendiri," ungkap Maria yang juga dosen Teknik Industri di ITS.
Terhitung pada 31 Desember 2015 ketika bendera Asean berkibar di Indonesia, pasar bebas recara resmi masuk di Indonesia. Untuk mengatasi kekhawatiran akan terpaan pasar bebas di tahun 2016 mendatang, pemerintah Surabaya sudah melakukan sejumlah upaya.
Upaya itu adalah memperbaiki ketrampilan bahasa asing dengan disediakannya rumah bahasa. Dinas tenaga kerja yang menyediakan pembekalan tenaga kerja, disperindak yang menyediakan ekspor impor, dan broadband training center dan broadband learning center untuk menunjang agar masyarakat dapat melek teknologi.
"Hal tersebut sebenarnya masih belum cukup sebagai bekal menerima terpaan pasar bebas. Banyak hal yang harus direncanakan pemerintah untuk mengatasi hal tersebut," pungkas Maria.
(iwd/iwd)