"Kami kaget pertama mendengar kabar itu dan kami langsung berangkat ke Pasuruan," kata Kasek SMA Santo Albertus Antonius Sumardi kepada detikcom saat dihubungi, Jumat (26/12/2014) pagi.
Menurut dia, pertanyaan besar muncul pasca kejadian tersebut. Karena Axel -panggilan korban diketahui sebagai siswa yang pendiam dan tekun belajar.
"Korban itu pendiam dan tekun belajar, walau tidak suka berorganisasi, tapi dia taat aturan dan tertib," tuturnya.
Pihaknya berharap, pelaku pembunuhan keji terhadap siswanya segera terungkap. Karena korban tidak layak mendapatkan perlakuan seperti itu. "Kami harapkan segera terungkap," ucapnya.
Axel diketahui tengah pulang kampung untuk liburan sekolah hingga 5 Januari 2015 mendatang. Selama menimba ilmu di SMA Santo Albertus atau dikenal Dempo, korban asal Pasuruan tersebut tinggal di rumah kos. "Korban ngekos, karena bukan asal Malang," tutupnya.
Alexander Axel Elleaza (16) ditemukan tewas dengan 8 luka tusukan benda tajam. Jenazah korban ditemukan ibunya, Natalia Evifani pukul 06.00 WIB di dalam rumah toko (ruko) yang berada di Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Trajeng, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Kamis (25/12) pagi.
Saat itu ibunya hendak dibangunkan untuk segera bersiap merayakan Natal bersama keluarga di Sukun, Malang. Natalia yang tidak mendapati anaknya dikamar lantas mencarinya ke lantai I dan menemukan korban sudah bersimbah darah dengan 8 luka tusukan di tubuhnya, masing-masing 5 tusukan di dada, 1 tusukan di perut bagian atas dan 1 tusukan di perut bagian bawah serta sayatan di pergelangan tangan kiri.
Malam hari sebelum kejadian, korban masih sempat melaksanakan misa natal di Gereja Santo Antonius Padova, Jalan Balaikota, Pasuruan bersama ibunya. Ia juga sempat bermain play station bersama adiknya, Kristian hingga larut malam.
(fat/fat)